Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Tes Alergi pada Anak Harus Dilakukan? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 28/08/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Kendati demikian, ia menekankan tidak semua anak yang menunjukkan gejala ini disebut alergi. Sebab, kondisi-kondisi itu juga bisa dialami oleh anak yang tidak memiliki alergi.

"Contoh anak sering muntah (kemungkinan) bisa gastroesophageal reflux yang terjadi, karena saluran cernanya belum matang," imbuhnya.

Dokter Endah pun membeberkah gejala alergi makanan yang reaksi tipe cepat atau diperantarai IgE, di antaranya:

  • Muncul bentol di seluruh badan dan bengkak di kulit
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Gatal di rongga mulut
  • Pilek mendadak
  • Batuk
  • Sesak
  • Mengi mendadak

"Atau yang sangat berat ini adalah anafilaksis. Anafilaksis ini melibatkan berbagai organ dan bahkan bisa menimbulkan kematian," ucap dia.

Baca juga: Mungkinkah Alergi pada Anak Bisa Sembuh Saat Dewasa? Ini Kata Dokter

Sedangkan alergi makanan yang tidak diperantarai IgE dapat berupa:

  • Eksim di kulit
  • Diare
  • Muntah beberapa jam setelah mengonsumsi makanan
  • BAB berdarah

Jenis-jenis tes alergi

Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (14/7/2015) metode tes alergi yang sering dikerjakan adalah dengan uji kulit (skin prick test atau tes cukit kulit) dan pengukuran kadar IgE spesifik di dalam darah.

Kedua tes tersebut bertujuan untuk menentukan adanya IgE spesifik terhadap suatu alergen, yakni zat pencetus alergi. IgE adalah antibodi yang berperan pada proses alergi.

Tes alergi dapat dilakukan untuk berbagai alergen makanan, alergen inhalan, dan beberapa macam obat.

Skin prick test (SPT)

Skin prick test adalah tes yang paling sering dikerjakan untuk menentukan adanya IgE spesifik untuk beberapa alasan.

Skin prick test tidak invasif, aman, hasil dapat diperoleh dengan cepat yakni hanya 15-20 menit, lebih murah dibandingkan pemeriksaan IgE spesifik dalam darah.

Selain itu, mempunyai hasil yang cukup baik. Namun, tes ini tidak dapat dilakukan pada keadaan tertentu seperti:

  • Kelainan kulit yang luas karena SPT harus dikerjakan pada kulit yang sehat
  • Anak tidak dapat menghentikan konsumsi obat antihistamin atau obat anti alergi, karena bila obat tersebut dihentikan keluhan alergi yang timbul sangat berat dan mengganggu
  • Dermatografisme yaitu keadaan kulit yang menjadi bentol dan merah apabila ditekan atau digores sesuatu.

Prosedur SPT dimulai dengan meneteskan beberapa jenis cairan alergen yang akan diujikan di daerah lengan bawah. Jarum akan digunakan untuk mencukit/menusuk kulit pada lokasi alergen.

Proses ini akan menimbulkan sedikit rasa sakit tapi tidak akan menimbulkan perdarahan. Setelah seluruh alergen dicukit, anak diminta untuk menunggu selama 15 menit. Setelah 15 menit akan timbul bentol dan kemerahan di lokasi alergen yang sensitif.

Baca juga: Alergi pada Bayi, Pahami Gejala dan Cara Perawatannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com