Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belalang Bisa Mencium Sel Kanker pada Manusia, Begini Penjelasan Sains

Kompas.com - 16/08/2022, 12:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah menemukan fakta, bahwa belalang ternyata mahir dalam mencium sel kanker pada manusia.

Belalang bisa membedakan sel manusia yang sehat dan mana sel manusia yang terkena kanker hanya dengan menggunakan indera penciuman mereka.

Para ilmuwan merasa temuan ini merupakan suatu hal yang baik, karena bisa menjadi peluang untuk dapat mendeteksi penyakit kanker lebih awal dan meningkatkan peluang pemulihan.

Baca juga: 5 Fakta Belalang, Serangga yang Tidak Punya Telinga

Melansir Science Alert edisi (8/8/2022), studi tersebut tidak hanya menemukan fakta belalang bisa mencium sel kanker, tetapi bisa melakukan hal yang lebih baik daripada itu.

Di antara seperti memilih garis sel kanker individu atau riwayat, menunjukkan jenis kanker, serta keberadaan kanker dapat dideteksi.

Hal ini dianggap peluang yang baik dalam dunia medis, karena jika kita dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belalang ini dalam perangkat atau teknologi medis, maka ini akan menjadi potensi perkembangan yang sangat besar dalam bidang kesehatan.

Studi ini telah diterbitkan di situs web pracetak BioRxiv sebelum peer-review, mengenai temuan yang menjanjikan untuk deteksi dini kanker.

Di berbagai jenis kanker, tingkat kelangsungan hidup sekitar 10-20 persen ketika kanker terdeteksi pada stadium 4, ketika telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Bandingkan dengan kanker yang terlihat pada stadium 1, di mana pasien memiliki peluang 80-90 persen untuk bertahan hidup, sehingga perbedaanya sangat besar.

Ahli mikrobiologi Christopher Contag dari Michigan State University menjelaskan, dalam studi yang dilakukan, menunjukkan bahwa deteksi belalang yang diukur dengan perubahan aktivitas otak mereka yang diambil oleh elektroda, terbukti andal, sensitif, dan cepat terjadi hanya dalam beberapa milidetik.

"Deteksi dini (kanker) sangat penting, dan kita harus menggunakan setiap alat yang mungkin untuk sampai ke sana, apakah itu direkayasa atau diberikan kepada kita oleh jutaan tahun seleksi alam," kata Contag.

"Jika kita berhasil, kanker akan menjadi penyakit yang bisa diobati," tambahnya.

Ini semua dimungkinkan karena senyawa organik volatil (VOC) yang kita hirup, yang diketahui para ilmuwan entah bagaimana diubah oleh kehadiran kanker yang mengganggu proses metabolisme sel individu.

Sebenarnya ada projek yang sedang berlangsung, yaitu mengembangkan perangkat 'hidung bionik' yang dapat mendeteksi pergeseran VOC, tetapi para ilmuwan masih jauh dari menciptakan sensor yang cocok dengan apa yang telah diciptakan alam.

Baca juga: Ahli Gunakan Otak dan Antena Belalang untuk Deteksi Kanker Mulut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com