Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belalang Bisa Mencium Sel Kanker pada Manusia, Begini Penjelasan Sains

Para ilmuwan merasa temuan ini merupakan suatu hal yang baik, karena bisa menjadi peluang untuk dapat mendeteksi penyakit kanker lebih awal dan meningkatkan peluang pemulihan.

Melansir Science Alert edisi (8/8/2022), studi tersebut tidak hanya menemukan fakta belalang bisa mencium sel kanker, tetapi bisa melakukan hal yang lebih baik daripada itu.

Di antara seperti memilih garis sel kanker individu atau riwayat, menunjukkan jenis kanker, serta keberadaan kanker dapat dideteksi.

Hal ini dianggap peluang yang baik dalam dunia medis, karena jika kita dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belalang ini dalam perangkat atau teknologi medis, maka ini akan menjadi potensi perkembangan yang sangat besar dalam bidang kesehatan.

Studi ini telah diterbitkan di situs web pracetak BioRxiv sebelum peer-review, mengenai temuan yang menjanjikan untuk deteksi dini kanker.

Di berbagai jenis kanker, tingkat kelangsungan hidup sekitar 10-20 persen ketika kanker terdeteksi pada stadium 4, ketika telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Bandingkan dengan kanker yang terlihat pada stadium 1, di mana pasien memiliki peluang 80-90 persen untuk bertahan hidup, sehingga perbedaanya sangat besar.

Ahli mikrobiologi Christopher Contag dari Michigan State University menjelaskan, dalam studi yang dilakukan, menunjukkan bahwa deteksi belalang yang diukur dengan perubahan aktivitas otak mereka yang diambil oleh elektroda, terbukti andal, sensitif, dan cepat terjadi hanya dalam beberapa milidetik.

"Deteksi dini (kanker) sangat penting, dan kita harus menggunakan setiap alat yang mungkin untuk sampai ke sana, apakah itu direkayasa atau diberikan kepada kita oleh jutaan tahun seleksi alam," kata Contag.

"Jika kita berhasil, kanker akan menjadi penyakit yang bisa diobati," tambahnya.

Ini semua dimungkinkan karena senyawa organik volatil (VOC) yang kita hirup, yang diketahui para ilmuwan entah bagaimana diubah oleh kehadiran kanker yang mengganggu proses metabolisme sel individu.

Sebenarnya ada projek yang sedang berlangsung, yaitu mengembangkan perangkat 'hidung bionik' yang dapat mendeteksi pergeseran VOC, tetapi para ilmuwan masih jauh dari menciptakan sensor yang cocok dengan apa yang telah diciptakan alam.


Penemuan ini berpotensi menawarkan jalan lain ke depan dalam penelitian itu.

Tujuan akhir dari tim ini adalah untuk 'meretas' otak serangga, agar dapat digunakan untuk diagnosis penyakit, merekayasa balik kekuatan mengendus alami belalang.

Contag berpendapat bahwa ini masih sangat awal, tetapi para peneliti dapat melihat jalan menuju perangkat deteksi yang dapat digunakan.

"Secara teoritis, Anda bisa bernapas melalui perangkat, dan itu akan mampu mendeteksi dan membedakan beberapa jenis kanker dan bahkan stadium penyakit mana," kata insinyur biomedis Debajit Saha dari Michigan State University.

"Namun, perangkat semacam itu belum digunakan dalam pengaturan klinis," imbuhnya.

Mekanisme studi kemampuan belalang deteksi kanker

Contag menjelaskan, dengan temuan ini, kita berharap dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki oleh belalang dalam hal penciuman bau itu untuk dapat menangkap perubahan sel abnormal pada individu lebih awal.

Tim peneliti melakukan penelitian ini dengan melihat respons elektroda yang menempel pada otak belalang.

Dengan menilai elektroda belalang, tim dapat mengukur respons serangga terhadap sampel gas dari sel yang berbeda dan membangun profil sinyal yang mewakili bahan kimia yang mereka cium.

Benar saja, profil yang dibuat sebagai respons terhadap sel sehat dan sel kanker berbeda.

Setelah sebelumnya menetapkan bahwa sel-sel dari kanker mulut terlihat berbeda dengan sel-sel normal di bawah mikroskop, dan menempatkannya pada pergeseran metabolit, para ilmuwan dapat mengkonfirmasi bahwa sel-sel tersebut memang berbau berbeda.

Belalang kemungkinan besar bisa mendeteksi bau VOC di udara, yang dilepaskan oleh sampel gas dari sel yang dijadikan bahan studi.

Namun memang studi khusus ini membatasi pengujian sampel saat itu pada kanker mulut.

Kendati demikian, para peneliti yakin bahwa jenis kanker lain dapat dideteksi dengan cara yang sama, karena sinyal yang berbeda dari VOC yang dihasilkan oleh gas dari sel-sel itu akan berbeda.

"Kami berharap sel kanker akan tampak berbeda dari sel normal. Tetapi ketika serangga dapat membedakan tiga kanker yang berbeda satu sama lain, itu luar biasa," kata Contag.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/16/120500923/belalang-bisa-mencium-sel-kanker-pada-manusia-begini-penjelasan-sains

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke