Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gunakan Otak dan Antena Belalang untuk Deteksi Kanker Mulut

Kompas.com - 24/06/2022, 13:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah tim peneliti dari Michigan State University menemukan metode baru untuk mendeteksi kanker mulut.

Dalam studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat ini, peneliti menunjukkan bahwa otak dan antena belalang dapat berfungsi untuk mendeteksi kanker mulut.

Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa beberapa hewan seperti anjing, memang dapat mencium perubahan bahan kimia yang dikeluarkan ketika manusia berkeringat atau bernapas. Anjing juga dilatih untuk mendeteksi Covid-19 pada manusia.

Tetapi memelihara dan melatih anjing untuk tujuan tersebut, membutuhkan banyak waktu dan usaha.

Baca juga: 5 Fakta Belalang, Serangga yang Tidak Punya Telinga

Dalam upaya baru ini, peneliti bertanya-tanya apakah pekerjaan seperti itu dapat dilakukan dengan lebih efisien menggunakan mahluk lain yang dikenal juga memiliki indera penciuman yang tajam, yaitu belalang locust.

Locust adalah sejenis belalang yang biasanya ditemukan di daerah tropis. Selain tubuh panjang dan kaki melompat, mereka memiliki antena besar yang mereka gunakan untuk mendeteksi perubahan kimia di udara di sekitar mereka.

Seperti dikutip dari Phys, Kamis (23/6/2022) para peneliti dalam upaya baru ini pun memanfaatkan kemampuan tersebut.

Mereka menanamkan alat ke dalam otak beberapa spesimen hidup, yang memungkinkan mereka merekam pola gelombang otak saat serangga diperkenalkan dengan gas yang berasal dari spesimen kanker yang diletakkan dalam toples.

Lebih khusus lagi, peneliti juga memaparkan locust dengan gas dari tiga jenis kanker mulut yang tumbuh di jaringan manusia. Saat gas dipaparkan ke antena, gelombang otak belalang direkam.

Setelah banyak pengujian, hasilnya mengejutkan peneliti, ternyata menemukan bahwa serangga tersebut mampu mendeteksi dan mengenali pola gelombang otak yang berbeda saat belalang terkena berbagai jenis kanker.

Peneliti pun mencatat, bahwa upaya mereka dalam menggunakan otak serangga untuk mendeteksi kanker merupakan yang pertama.

Baca juga: Belalang Sembah Jantan Lawan Betina demi Kawin dan Bertahan Hidup

Para peneliti juga mencatat, bahwa metode mereka memerlukan enam hingga sepuluh belalang untuk mendapatkan sinyal yang cukup jelas yang digunakan sebagai sistem deteksi kanker.

Selanjutnya mereka berencana untuk melanjutkan studi dengan mempersempit penggunaan serangga menjadi satu otak belalang saja.

Studi diunggah di server pracetak bioRxiv.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com