Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Naik, 80 Persennya Disebut untuk Konservasi

Kompas.com - 02/08/2022, 18:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dia turut membeberkan poin yang menjadi fokus utama dalam penggunaan biaya konservasi di Taman Nasional Komodo, di antaranya:

1. Pengembangan Wisata Alam

Diberlakukannya pembelian tiket masuk secara daring melalui aplikasi INISA, menjadi salah satu program dalam pemberdayaan wisata alam di TN Komodo.

Carolina menuturkan, INISA adalah platform digital yang bekerja sama dengan provinsi NTT dengan berbagai layanan dan fitur di dalamnya.

2. Perlindungan dan pengamanan

Berbagai upaya patroli dilakukan bersama dengan masyarakat setempat, guna mencegahan terjadinya kebakaran lahan.

Selain itu, mencegah adanya tindakan pidana di sekitar perairan taman nasional, seperti illegal fishing, over fishing, hingga perburuan liar yang masih marak terjadi.

Baca juga: Ahli Sebut Kenaikan Tarif TN Komodo Penting untuk Konservasi Hewan Purba yang Terancam Punah

3. Penguatan Kelembagaan

Kajian ilmiah di kawasan Taman Nasional Komodo juga akan semakin diperbanyak. Kemudian, penguatan dari sisi sumber daya manusia dalam bentuk pelatihan, serta sosialisasi bersama Balai Taman Nasional Komodo pun akan dilakukan.

Sementara ini, program pelatihan yang telah disusun berupa pelatihan selam dan pembuatan peta.

Lalu dilakukannya Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Taman Nasional Komodo, research roadmap 2023 sampai 2026, serta kajian tentang dampak kunjungan wisata terhadap kawasan konservasi pada wilayah daratan dan perairan.

4. Pemberdayaan Masyarakat

Biaya konservasi juga digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat, dengan mengedepankan souvenir atau merchandise lokal.

Sehingga, setiap pengunjung akan mendapatkan souvenir, yang menjadi hasil kerajinan tangan masyarakat.

Selain membantu meningkatkan hal tersebut, pengunjung juga disebut akan mendapatkan sejumlah fasilitas sebagai bentuk apresiasi termasuk trekking, pengamatan kehidupan liar, diving, snorkeling, memancing, outbond, kapal, penelitian dan sebagainya.

"Ada kontribusi untuk konservasi, PNBP, ada fasilitas, itu juga bentuk apresiasi bahwa sebagai protector kita kasih service baggage claim, shuttle transport sama mitra-mitra terpilih misalnya, souvenir juga termasuk di dalamnya itu kan program pemberdayaan masyarakat," ucap Carolina.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Taman Nasional Komodo, Dr Irman Firmansyah, kenaikan tarif dan pembatasan di wilayah ini diprioritaskan untuk konservasi.

"Jadi mungkin nanti sisanya biaya konservasi yang prioritas tadi, yang sekarang misalnya perlu ke pengamanan. Bobotnya kan nanti beda. Kita bukan mass tourism, jadi gimana membatasinya," kata dia.

Adapun program itu diinisasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan untuk melakukan pengutan fungsi dengan kerja sama berbagai pihak.

Baca juga: Kenapa Komodo Hanya Hidup di Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com