Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Pasien Penyakit Jantung Koroner Harus Jalani Operasi Bypass Jantung?

Kompas.com - 15/07/2022, 20:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Operasi bypass jantung adalah sebutan lain dari tindakan Operasi Bedah Pintas Jantung (Coronary Artery Bypass Graft/CABG).

Operasi bypass jantung merupakan tindakan operasi yang dilakukan pada penderita penyakit jantung koroner.

Untuk diketahui, Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kondisi pada jantung di mana terjadi sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah arteri koroner, baik dengan atau tanpa riwayat serangan jantung sebelumnya.

Baca juga: Mengenal Operasi Bypass Jantung untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner pada dasarnya akan menyebabkan pasien tersebut merasakan beberapa gejala.

Di antaranya, rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada (angina), tertekan di daerah dada, rasa terbakar, nyeri dada, rasa berat di dada, lemah, rasa mual atau nyeri di ulu hati.

Dokter Ahli Bedah Jantung di RS Jantung Diagram Siloam Hospitals Group, Dr Heston G.B. Napitupulu, SpBTKV(K)-D mengatakan, pada kondisi tertentu, operasi bypass jantung menjadi pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PJK.

Tujuan dilakukannya tindakan operasi bypass jantung atau CABG, yakni untuk membuat revaskularisasi atau untuk memperbaiki sirkulasi darah pada otot jantung dengan membuat saluran pintas pada pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit.

Saluran pintas yang dipasang atau dicangkokkan pada pembuluh darah jantung tersebut, diambil dari pembuluh darah vena dari kaki atau lengan atau dinding dada.

Membuat aliran darah baru ini menjadi hal yang penting untuk membantu pasien mengatasi beberapa gejala PJK yang dirasakannya.

“Saat saluran darahnya bertambah, ini biar suplai darahnya di jantung berjalan, sehingga gejalan nyeri dada bisa teratasi,” kata Heston dalam diskusi daring bertajuk “Penanganan Operasi Bypass Jantung yang Cepat dan Tepat, RS Jantung Diagram (Siloam Cinere)”, Jumat (8/7/2022).

Selain itu, operasi bypass jantung ini juga dilakukan dengan maksud untuk dapat meningkatkan harapan hidup, mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga, serta mencegah agar jangan sampai pasien PJK mengalami serangan jantung.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner Bisa Dialami Usia Muda, Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya

 

Kapan pasien penyakit jantung koroner harus operasi bypass jantung?

Pada dasarnya, pasien yang perlu dilakukan operasi bypass jantung adalah pasien yang sudah tidak bisa ditangani dengan metode penanganan dengan obat-obatan, maupun pemasangan stent (ring) jantung.

Namun, kata Heston, ada beberapa hal lainnya yang juga bisa menjadi pertimbangan pasien akan dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi bypass jantung. Di antaranya sebagai berikut.

- Pasien PJK memiliki sumbatan di pembuluh darah utama yang tidak bisa dilakukan stent
- Pasien PJK memiliki plak yang sangat banyak (multiple plak) dalam pembuluh darahnya
- Pasien PJK memiliki penyakit-penyakit penyerta lainnya yang bisa memicu multiple plak terjadi
- Pasien PJK berisiko tinggi stroke
- Pasien PJK yang punya riwayat jenis sakit jantung lainnya
- Pasien PJK yang berisiko tinggi kalau diberikan obat pengencer darah
- Dan beberapa kondisi lainnya yang disesuaikan pada pasien yang tidak bisa diberikan obat-obatan dan tindakan pemasangan ring atau stent tersebut.

Baca juga: Apa Itu Pemasangan Ring Jantung untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner?

Pasien penyakit jantung koroner yang tidak boleh operasi bypass jantung

Meski menderita penyakit jantung koroner, tidak semua pasien bisa diberikan tindakan operasi bypas jantung ini.

Heston menyebutkan, operasi bypass yang dilakukan sejauh ini memang menjadi pilihan yang sangat baik utnuk pasien dengan penyakit jantung koroner, tetapi memang ada pula kondisi pasien PJK yang tidak bisa diberikan tindakan ini.

Pertimbang pertama yang membuat pasien PJK tidak bisa dioperasi bypass jantung adalah karena pasien memiliki risiko yang lebih buruk jika dilakukan tindakan operasi.

“Operasi bypass jantung ini tidak bisa dilakukan kalau hasil observasi pasiennya kita melihat risiko operasinya besar (buruk terhadap kondisi pasien),” ujarnya.

Selain itu, operasi bypass juga tidak bisa dilakukan pada pasien PJK yang memiliki kelainan darah.

“Takutnya nanti waktu kita buka (operasi) malah terjadi pendarahan,” kata dia.

Tindakan untuk tidak melakukan operasi bypass jantung pada pasien penyakit jantung koroner diambil, karena memikirkan risiko keselamatan pasien itu sendiri.

Bagi pasien penyakit jantung kororner yang tidak bisa dilakukan operasi bypass jantung, maka dokter akan memberilkan obat-obatan, meskipun diakui Heston, obat-obatan adalah jalan terakhir yang bisa diambil, meski tidak begitu optimal.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, dari Gejala, Siklus, hingga Penanganan Pertama

 

Risiko efek samping operasi bypass jantung

Heston mengatakan, sama halnya dengan berbagai jenis tindakan operasi lainnya, operasi bypass jantung juga tetap memiliki risiko.

Di antara beberapa risiko dalam tindakan operasi ini seperti pendarahan, stroke, gangguan ginjal sementara, jantung gagal memompa, butuh bantuan alat pompa jantung, dan gangguan irama jantung.

Untuk pendarahan, kata Heston, ini berisiko terjadi pada semua jenis operasi, namun sejauh ini angka kejadian pendarahan pada operasi bypass jantung sangat kecil kejadiannya.

Selanjutnya, untuk risiko stroke bisa terjadi sementara, karena pembuluh darah yang telah tersumbat sebelumnya.

Baca juga: Awas, Merokok Menyebabkan Penyakit Jantung Koroner, Pemicu Kematian Mendadak

Untuk risiko jantung gagal memompa, ini berkaitan dengan penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien sebelum operasi, sehingga penyakit penyerta itulah yang meningkatkan risiko komplikasi pasca operasi bypass jantung.

Ganggual ginjal sementara setelah operasi bypass jantung juga bisa terjadi. Namun, ditegaskan Heston, risiko ini bersifat sementara dan bisa dilakukan cuci darah.

“Gangguan irama jantung, bisa terjadi karena hemodinamika jantung. Secara global, efek samping ini (setelah operasi bypass jantung) hanya 2-5 hari,” kata dia.

“Tapi. sejauh ini operasi bypass jantung kami di RS Jantung Diagram, Siloam Cinere tingkat keberhasilannya mencapai 98,5 persen,” tambahnya.

 Baca juga: WHO Prediksi Penyakit Jantung Koroner Melonjak 2030, Cegah Sejak Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com