Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Wabah Black Death Terungkap, Penyakit Mematikan di Abad Pertengahan

Kompas.com - 18/06/2022, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com- Peneliti berhasil mengungkap detail tentang asal-usul sumber Black Death, wabah paling dahsyat di dunia yang diperkirakan telah membunuh setengah dari populasi Eropa dalam waktu tujuh tahun selama Abad Pertengahan.

Sumber wabah Black Death yang telah diperdebatkan oleh sejarawan selama berabad-abad ini akhirnya bisa diketahui melalui batu nisan serta materi genetik dari jasad yang ditemukan dua situs pemakaman di Kirgistan, Asia Tengah.

Para peneliti pertama kali menggali situs pemakaman pada tahun 1880-an.

Prasasti batu nisan, yang ditulis dalam bahasa Syria itu kemudian diperiksa ulang pada tahun 2017 oleh sejarawan Phil Slavin, seorang profesor di Universitas Stirling di Skotlandia.

Dia memperhatikan bahwa dari 467 pemakaman yang diberi tanggal dengan tepat, 118 di antaranya berasal dari hanya dua tahun yaitu 1338 dan 1339.

Baca juga: Sejarah Wabah Cacar Monyet, Pertama Ditemukan Tahun 1958

"Ketika ada satu atau dua tahun dengan kematian berlebih, itu berarti ada sesuatu yang terjadi. Tetapi hal lain yang benar-benar menarik perhatian saya adalah tahun itu tak terjadi peristiwa apapun karena masih tujuh atau delapan tahun sebelum akhirnya wabah (Black Dead) benar-benar ada di Eropa," kata Slavin seperti dikutip dari CNN, Jumat (17/6/2022).

Tapi tak berhenti sampai situ. Ia bersama timnya lantas mencoba mengesktrak DNA dari 30 kerangka individu yang ditemukan di pemakaman tersebut untuk memahami apa penyebab kematian mereka.

Hasil dari pengurutan DNA peneliti menemukan keberadaan DNA bakteri wabah yaitu Yersinia pestis, bakteri perusak penyebab Black Death.

Hasil tersebut menegaskan bahwa penyebab kematian individu karena wabah.

Hal ini pula yang akhirnya membuat peneliti mempercayai bahwa daerah di sekitar pemakaman Kirgistan menjadi asal atau sumber dari strain virus alias galur wabah yang menyebabkan wabah Black Death.

Baca juga: Wabah Flu Spanyol, Wabah Terparah di Dunia Tapi Bukan dari Spanyol

Bukti lebih lanjut untuk mendukung klaim itu adalah peneliti juga menemukan galur wabah purba pada hewan pengerat liar seperti marmut yang tinggal di pegunungan Tian Shan, dekat dengan dua lokasi pemakaman.

"Apa yang benar-benar luar biasa adalah hewan pengerat yang tinggal di wilayah itu memiliki hubungan dengan galur bakteri wabah," ungkap Johannes Krause, penulis studi dan direktur di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Leipzig, Jerman.

Lebih lanjut masih banyak yang belum diketahui tim, seperti dari hewan mana penyakit itu menular ke manusia.

Akan tetapi memahami asal mula wabah terbesar dalam sejarah manusia dapat membantu mempersiapkan limpahan penyakit di masa depan.

"Sama seperti Covid, Black Death adalah penyakit yang muncul dan menjadi awal dari pandemi besar yang berlangsung selama sekitar 500 tahun. Sangat penting untuk memahami sebenarnya dalam keadaan apa itu bisa muncul," tambah Krause.

Baca juga: Dancing Plague, Wabah yang Sebabkan Orang Menari hingga Kelelahan

Wabah Black Death pertama kali memasuki Mediterania melalui kapal dagang yang mengangkut barang dari wilayah di sekitar Laut Hitam.

Wabah kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Timur Tengah dan Afrika utara, membunuh 60 persen populasi.

Sebelumnya beberapa sejarawan percaya wabah yang menyebabkan Black Death berasal dari China.

Sementara yang lain berpikir itu berasal di dekat Laut Kaspia. India bahkan juga disebut sebagai sumber wabah.

Studi mengungkap sumber wabah Black Death ini t lah dipublikasikan di jurnal Nature.

Baca juga: Mengenal Wabah Tertawa, Pernah Terjadi di Tanzania

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com