Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroorganisme di Dasar Laut Bisa Jadi Petunjuk Temukan Kehidupan di Luar Bumi

Kompas.com - 15/05/2022, 13:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Space

KOMPAS.com - Sekelompok peneliti menyebutkan bahwa mikroorganisme yang hidup di lempengan besar, di dasar laut kuno di Teluk Persia bisa memberikan petunjuk atau tanda terkait kehidupan di planet lain.

Menemukan kehidupan di luar Bumi, memang telah menjadi misi bagi ilmuwan di dunia. Hal ini dinilai dapat membantu mereka untuk mempelajari evolusi planet.

Dalam studinya, para peneliti dari Arizona State University saat ini tengah mempelajari daerah yang disebut Samail Ophiolite, yang terletak di lepas pantai Oman.

Baca juga: Mengapa Komet Borisov Kemungkinan Membawa Kehidupan? Ahli Jelaskan

Dilansir dari Space, Sabtu (14/5/2022) lempengan besar di kerak samudera itu terbuat dari batuan vulkanik, serta batuan ultrabasa dari mantel atas Bumi.

Batuan tersebut menunjukkan proses geologi unik bernama serpentinisasi. Peneliti menjelaskan, serpentinisasi adalah proses di mana air bereaksi dengan batu untuk membuat gas hidrogen yang dioksidasi oleh mikroorganisme.

Pihaknya juga menyebut, serpentinisasi dianggap dapat terjadi di planet lainnya di Tata Surya.

"Dipercaya bahwa proses seperti serpentinisasi mungkin ada di seluruh alam semesta, dan bukti telah ditemukan bahwa serpentinisasi mungkin terjadi di Bulan Jupiter Europa dan Bulan Saturnus Enceladus," kata penulis utama studi, Alta Howells.

Menurut studinya, para peneliti menganalisis mikroorganisme yang dikenal sebagai metanogen.

Mikroorganisme ini dapat menghasilkan metana dengan mengoksidasi gas hidrogen, serta karbon dioksida.

Dipaparkan tim, organisme ini adalah bentuk kehidupan sederhana yang kemungkinan berevolusi lebih awal di Bumi.

Mempelajari keanekaragaman hayati ekosistem yang melalui proses serpentinisasi dinilai dapat membantu mereka untuk lebih memahami kemungkinan kehidupan di planet lain.

Maka, para peneliti bisa mengembangkan instrumen yang mampu mendeteksi kehidupan yang berada di dalam laut di luar planet Bumi.

Baca juga: Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Makanan

Berdasarkan analisis cairan serpentinisasi yang ada di Samail Ophiolite, metanogen mungkin tidak dihasilkan semua ekosistem. 

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa metanogen dalam cairan serpentinisasi membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan metanogen yang ditemukan di sedimen air tawar atau laut. Padahal, energi adalah kebutuhan dasar bagi semua kehidupan di Bumi.

Kondisi ini, kata mereka, kemungkinan diakibatkan karena tingginya kadar pH cairan serpentinisasi ataupun rendahnya tingkat karbon dioksida. 

Oleh karena itu, temuan mereka dapat membantu tim dalam mengembangkan instrumen yang tepat guna mencari kehidupan di luar Bumi

"Jika kita dapat mengembangkan model sederhana dengan pasokan energi sebagai parameter untuk memprediksi kejadian dan aktivitas kehidupan di Bumi, kita dapat menerapkan model ini dalam studi dunia laut lainnya," ujar Howells.

Baca juga: Metana Dapat Jadi Tanda Kehidupan di Luar Bumi yang Bisa Dideteksi, Studi Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com