Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2022, 12:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

3. Mengalami infeksi sinus

Infeksi sinus (juga disebut sinusitis) bisa menjadi penyebab lendir berwarna merah tua. 

Sering dipicu oleh pilek atau alergi, sinusitis terjadi ketika rongga sinus meradang, tersumbat, dan berisi cairan.

"Dan terkadang seseorang mengeluarkan darah dalam lendir yang kental (seringkali nanah) dalam kondisi infeksi sinus," kata Dr. Chen.

Baca juga: Struktur Organ Hidung dan Fungsinya

4. Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu 

Ingus yang bercampur darah juga bisa menjadi efek samping dari mengonsumsi obat-obatan tertentu.

"Obat yang mengencerkan darah dan mencegah pembekuan dapat menyebabkan kerak berdarah," kata Dr. Chen. 

Misalnya, aspirin, obat nyeri non-steroid, clopidogrel dan coumadin semuanya termasuk dalam kategori obat pengencer darah.

Selain itu, beberapa suplemen herbal seperti ginkgo, minyak ikan, dan ginseng juga dapat meningkatkan risiko pendarahan.

"Sementara semprotan hidung seperti flutikason dapat mengeringkan [dan mengiritasi] saluran hidung pada beberapa pasien," ujar Dr. Chen.

Baca juga: Fakta-fakta Tikus Mondok Hidung Bintang, Pemangsa Tercepat di Dunia

5. Memiliki kondisi kesehatan tertentu

Meskipun tidak biasa, terkadang ingus bercampur darah adalah hasil dari gangguan autoimun yang langka.

"Beberapa penyakit autoimun, seperti granulomatosis dengan poliangiitisdan sindrom Sjogren, dapat menyebabkan kerak hidung yang tebal dan kering ," kata Dr. Chen. 

"Pasien-pasien ini sering memiliki beberapa garis darah di kerak hisung karena irigasi mukosa yang sedang berlangsung," jelasnya.

Kapan harus ke dokter?

Dilansir dari Healthline, jika keluar darah dari hidung yang berlangsung lebih dari 15 atau 20 menit atau sering berdarah saat mengesang hidung, sebaikanya segera cari perawatan medis dari dokter. 

Dokter dapat mendiagnosis penyebab yang mendasarinya dan merekomendasikan pengobatan untuk mencegahnya terulang kembali. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com