Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subvarian Corona Baru Bisa Muncul Usai Lebaran 2022, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 09/05/2022, 17:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Upaya mitigasi yang perlu dilakukan

Dicky pun mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan dengan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas untuk mencegah penularan virus usai libur Lebaran.

Percepatan akselerasi vaksin Covid-19 ke seluruh wilayah juga menjadi kunci penting bagi pemerintah, untuk mencegah kemunculan subvarian ataupun lonjakan kasus.

"Artinya kembali kepada kemampuan deteksi pemerintah itu sendiri. Bagaimana menyinkronkan, mengolah data-data yang ada dari beragam laboratorium mandiri PCR atau rapid test antigen untuk menjadi alat pantau," papar Dicky.

Baca juga: Kandidat Vaksin Khusus Omicron Sinopharm dan Sinovac Disetujui Masuk Uji Klinis

Dia membeberkan sejumlah upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menekan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, di antaranya:

  • Tetap melakukan surveillance atau pengawasan, sekaligus memperkuatnya.
  • Meningkatkan penemuan kasus dini
  • Melakukan penatalaksanaan kasus secara tepat dan tepat
  • Melakukan edukasi dengan strategi komunikasi yang kuat bagi pemangku kepentingan termasuk masyarakat
  • Penguatan sistem kesehatan
  • Perubahan perilaku bagi masyarakat
  • Penguatan kualitas udara termasuk infrastruktur

"Di masa transisi seperti ini harus dilakukan dan diperkuat karena ke depan kita bukan hanya berhadapan dengan Covid saja tetapi beragam ancaman baru yang sifatnya ditularkan lewat udara, air, ataupun hal lainnya," ungkapnya.

Dia mengakui, selama dua tahun ke belakang banyak masyarakat yang disiplin melakukan protokol kesehatan dan lebih banyak berdiam diri di rumah. Sehingga, penyakit menular yang dapat menyebar melalui berbagai jalur pun mulai menurun.

Akan tetapi, memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, kasus infeksi di berbagai negara dilaporkan telah melandai sehingga aturan pembatasan mulai dilonggarkan. Terlebih, banyak masyarakat yang menjadi abai dalam menerapkan protokol kesehatan.

Akibatnya, risiko penyakit menular yang sebelumnya dapat ditangani seperi flu, batuk, dan pilek kembali mengancam dunia.

"Kalau itu (penyakit menular) datang, kita tidak mengubah perilaku, atau aspek-aspek lainnya ancaman yang lain akan datang. Ini akan menjadi double burden atau beban buat masyarakat, pemerintah dan sistem kesehatan itu sendiri," jelas Dicky.

Oleh karena itu, ia menyarankan perubahan perilaku serta peningkatan sistem kesehatan menjadi PR besar yang harus dikerjakan pemerintah dengan dukungan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com