Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es di Bulan Tak Mencair, Anomali Ini Diduga Melindungi Es Bulan

Kompas.com - 13/04/2022, 20:31 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

KOMPAS.com - Pada 2018, para astronom NASA menemukan bukti pertama adanya air es di bulan. Bersembunyi di dasar kawah hitam pekat di kutub utara dan selatan bulan, es terkunci dalam bayangan abadi dan tampaknya bertahan tanpa tersentuh sinar matahari, berpotensi selama jutaan tahun.

Kawah kutub ini terlindungi dari sinar matahari langsung, tapi tidak terlindungi dari angin matahari, gelombang partikel bermuatan yang menyembur keluar dari matahari dengan kecepatan ratusan mil per detik.

Menurut seorang ilmuwan planet di University of Hawaii Paul Lucey, angin terionisasi ini sangat erosif dan seharusnya telah menghancurkan es bulan sejak lama.

“Tidak seperti bumi, bulan tidak lagi memiliki perisai magnet untuk melindunginya dari beban partikel bermuatan ini,” ujar dia seperti dikutip dari Space, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: SpaceX Akan Bergabung dalam Misi NASA ke Bulan Es Planet Jupiter

Bagaimana es kutub di bulan bertahan?

Dalam penelitian yang dipresentasikan di Lunar and Planetary Science Conference bulan lalu, para ilmuwan dari University of Arizona membagikan peta anomali magnetik, wilayah permukaan bulan yang mengandung medan magnet luar biasa kuat tersebar di kutub selatan bulan.

Anomali magnetik yang melindungi es di Bulan ini pertama kali terdeteksi selama misi Apollo 15 dan 16 pada 1970-an, dianggap sebagai sisa-sisa perisai magnet kuno bulan, yang kemungkinan menghilang miliaran tahun lalu.

Anomali magnetik tumpang tindih dengan beberapa kawah kutub besar yang berada dalam bayangan permanen dan mungkin mengandung endapan es purba.

Menurut para peneliti, anomali ini mungkin berfungsi sebagai perisai magnetik kecil yang melindungi air es bulan dari pengeboman konstan angin matahari.

"Anomali (magnetik yang melindungi kutub es Bulan) ini dapat membelokkan angin matahari. Kami pikir (ini) bisa sangat signifikan dalam melindungi daerah yang dibayangi secara permanen," tutur seorang ilmuwan planet di University of Arizona Lon Hood.

Baca juga: Gunung Es Raksasa Diidentifikasi di Pluto, Ahli Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com