Antara tahun 1482-1486 M, Raden Bathoro Katong mulai menyusun kekuatan dan melakukan pendekatan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh penduduknya.
Dengan persiapan dalam rangka merintis mendirikan kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Namun, Kadipaten Ponorogo ini mulai berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496 Masehi. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Ponorogo.
Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala di daerah Ponorogo dan sekitarnya, juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History, sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo.
Baca juga: Sejarah dan Penentuan Kalender Islam Global dari Perspektif Ilmu Astronomi
Masih dalam cerita yang sama oleh Poerwowidjojo (1997), sejarah asal usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo.
Kesepakatan nama Ponorogo terjadi pada Jum’at saat bulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah Katongan sekarang).
Di dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan adalah “Pramana Raga” kemudian lama kelamaan berubah menjadi Ponorogo.
Praman Raga, nama pertama sebelum akhirnya wilayah ini menjadi Ponorogo, terdiri dari dua kata yaitu Praman yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup, permono dan wadi. Sedangkan, Raga berarti badan atau jasmani.
Baca juga: Sejarah Robot, Ternyata Bermula dari Naskah Sandiwara