Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Lebih Berwarna di Dekat Khatulistiwa, Studi Temukan Buktinya

Kompas.com - 07/04/2022, 07:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat naturalis Eropa melakukan perjalanan ke wilayah tropis pada tahun 1800-an, mereka berteori jika burung menjadi lebih berwarna ketika lebih dekat dengan khatulistiwa.

Teori itu dicetuskan antara lain oleh ahli biologi Charles Darwin, Alexander von Humboldt dan juga Alfred Russel Wallace.

Mereka tercengang melihat warna-warna cerah flora dan fauna selama ekspedisi di wilayah tropis itu, dibandingkan dengan apa yang biasa mereka saksikan di Eropa.

Namun gagasan bahwa hewan tropis umumnya lebih berwarna daripada yang hidup di lintang yang lebih tinggi atau rendah itu sulit dibuktikan karena kesulitan dalam mengukur warna.

Kini, peneliti dari University of Sheffield, Inggris mencoba untuk menguji hipotesis tersebut pada spesies Passeriformes, burung penyanyi yang terdiri dari sekitar 60 persen dari semua spesies burung.

Baca juga: Kenapa Bulu Burung Macaw Berwarna-warni?

Seperti dikutip dari New Scientist, Rabu (6/4/2022) Chris Cooney dari University of Sheffield bersama rekan-rekannya membuat program kecerdasan buatan mendalam untuk menganalisis gambar burung berdasarkan warna mereka, guna menunjukkan bahwa burung lebih berwarna di dekat khatulistiwa.

Kecerdasaan buatan kemudian mendefinisikan warna-warni sebagai rentang warna yang secara persepsi berbeda satu sama lain.

Jadi burung yang sangat berwarna adalah burung yang bulunya memiliki variasi warna beragam.

Tim kemudian memasukkan gambar lebih dari 24.000 burung yang mewakili 4.527 spesies burung penyanyi.

Setelah memetakan habitat masing-masing spesies berdasarkan warnanya, peneliti menemukan bahwa burung penyanyi jantan dan betina yang tinggal di dekat khatulistiwa cenderung lebih berwarna daripada burung yang hidup di iklim sedang.

Baca juga: Apa Rahasia Panjang Umur Burung Beo yang Bisa Hidup hingga 30 Tahun?

Usia burung ditentukan banyak faktor, mulai dari penyakit, predator dan perburuan oleh manusia.Unsplash/Patrice Bouchard Usia burung ditentukan banyak faktor, mulai dari penyakit, predator dan perburuan oleh manusia.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa spesies yang hidup di hutan, lebih berwarna daripada yang tidak.

Ini mungkin karena lingkungan hutan yang lebih gelap, sehingga warna burung harus tampil lebih terang dan mencolok untuk menarik perhatian lawan jenis dan menunjukkan identitas mereka.

Bulu warna-warni juga ditemukan lebih banyak pada burung yang sering makan buah-buahan dan nektar. Ini menunjukkan bahwa diet dapat berkontribusi pada bulu yang berwarna-warni.

"Di sini kami menggambarkan komponen lain dari keanekaragaman hayati global, khususnya dalam kaitannya dengan warna," kata Cooney.

Baca juga: Apa Makanan Burung Kolibri di Alam Liar?

"Mendokumentasikan pola itu sangat penting karena memberi tahu kita sesuatu yang mendasar tentang cara keanekaragaman hayati didistribusikan di seluruh planet dan membantu kita memahami lebih banyak tentang bagaimana proses itu terbentuk," papar Cooney.

Lebih lanjut, hipotesis mengenai warna-warna pada tubuh hewan yang lebih banyak ditemukan di daerah tropis tak hanya terbatas pada burung.

Naturalis von Humboldt, dalam perjalanannya mencatat pula bahwa serangga dan bahkan udang karang tampak lebih berwarna di dekat khatulistiwa.

"Kami belum memiliki banyak bukti untuk kelompok lain itu, tetapi akan sangat menarik untuk menjawab pertanyaan yang sama dan melihat seberapa umum polanya," pungkasa Cooney.

Studi yang menunjukkan bukti bahwa burung lebih berwarna di dekat khatulistiwa ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Ecology & Evolution.

Baca juga: Burung Hantu pada 6 Juta Tahun yang Lalu Aktif di Siang Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com