Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Tidur Berjalan atau Sleepwalking Menurut Penelitian

Kompas.com - 04/04/2022, 10:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sleepwalking atau tidur berjalan adalah gangguan tidur yang terjadi di bagian terdalam dari tidur nonrapid eye movement (NREM). 

Biasanya, tidur berjalan paling sering terjadi dalam 1 hingga 2 jam setelah tertidur.

Saat seseorang mengalami tidur berjalan, ia mungkin duduk, berjalan-jalan, dan bahkan melakukan aktivitas biasa sambil tertidur. memang terbuka, tetapi Anda sebenarnya masih dalam kondisi tidur nyenyak.

American Psychiatric Association tidak menggolongkan sleepwalking sebagai gangguan, kecuali itu terjadi cukup sering hingga menyebabkan stres dan mengganggu kemampuan untuk beraktivitas di siang hari.

Penyebab tidur berjalan

Tidur berjalan lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.

Baca juga: 8 Dampak Kurang Tidur yang Bisa Terjadi pada Tubuh

Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami tidur berjalan di usia dewasa mereka.

Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kondisi kesehatan, aktivitas, dan zat yang diketahui memicu episode tidur berjalan.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 7 penyebab tidur berjalan menurut penelitian:

1. Stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan diketahui mengganggu istirahat malam yang baik. 

Beberapa ilmuwan juga berpikir bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan tidur berjalan.

Satu studi terhadap 193 pasien di klinik menemukan, salah satu pemicu utama episode tidur berjalan adalah peristiwa stres yang dialami sepanjang hari.

Baca juga: Kurang Tidur Terbukti Sebabkan Penumpukan Lemak di Perut, Studi Jelaskan

2. Kurang tidur

Orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami tidur berjalan. Peneliti yang menganalisis pemindaian otak MRI dari orang-orang dengan riwayat tidur berjalan menemukan, kurang tidur meningkatkan jumlah episode tidur berjalan yang dialami seseorang.

3. Migrain

Jika menderita migrain kronis, mungkin akan lebih rentan terhadap tidur berjalan.

Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang secara rutin tidur berjalan.

Mereka pun menemukan hubungan yang kuat antara tidur berjalan dan sakit kepala, terutama migrain.

Baca juga: Waspadai Faktor Psikologis Bisa Memicu Gangguan Tidur, Bagaimana Mengatasinya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com