Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Penyebab Tidur Berjalan atau Sleepwalking Menurut Penelitian

KOMPAS.com - Sleepwalking atau tidur berjalan adalah gangguan tidur yang terjadi di bagian terdalam dari tidur nonrapid eye movement (NREM). 

Biasanya, tidur berjalan paling sering terjadi dalam 1 hingga 2 jam setelah tertidur.

Saat seseorang mengalami tidur berjalan, ia mungkin duduk, berjalan-jalan, dan bahkan melakukan aktivitas biasa sambil tertidur. memang terbuka, tetapi Anda sebenarnya masih dalam kondisi tidur nyenyak.

American Psychiatric Association tidak menggolongkan sleepwalking sebagai gangguan, kecuali itu terjadi cukup sering hingga menyebabkan stres dan mengganggu kemampuan untuk beraktivitas di siang hari.

Penyebab tidur berjalan

Tidur berjalan lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.

Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami tidur berjalan di usia dewasa mereka.

Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kondisi kesehatan, aktivitas, dan zat yang diketahui memicu episode tidur berjalan.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 7 penyebab tidur berjalan menurut penelitian:

1. Stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan diketahui mengganggu istirahat malam yang baik. 

Beberapa ilmuwan juga berpikir bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan tidur berjalan.

Satu studi terhadap 193 pasien di klinik menemukan, salah satu pemicu utama episode tidur berjalan adalah peristiwa stres yang dialami sepanjang hari.

2. Kurang tidur

Orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami tidur berjalan. Peneliti yang menganalisis pemindaian otak MRI dari orang-orang dengan riwayat tidur berjalan menemukan, kurang tidur meningkatkan jumlah episode tidur berjalan yang dialami seseorang.

3. Migrain

Jika menderita migrain kronis, mungkin akan lebih rentan terhadap tidur berjalan.

Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang secara rutin tidur berjalan.

Mereka pun menemukan hubungan yang kuat antara tidur berjalan dan sakit kepala, terutama migrain.

4. Demam

Tidur berjalan telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak.

Demam juga dapat mengakibatkan gangguan tidur yang mungkin menyebabkan seseorang berteriak, meronta-ronta, mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang ia rasakan dalam tidur.

5. Gangguan pernapasan

Apnea tidur obstruktif adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas untuk waktu yang singkat saat tidur.

Sleep apnea yang parah dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.

Jika menderita sleep apnea obstruktif yang parah, kemungkinan untuk tidur berjalan pun lebih tinggi dibandingkan orang dengan sleep apnea ringan.

Ada juga laporan tentang tidur berjalan di kalangan anak-anak yang menderita asma. 

Asma dapat menyebabkan kurang tidur dan memicu tidur berjalan pada beberapa anak.

6. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)

Jika menderita GERD, isi perut bisa naik kembali melalui kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar yang tidak nyaman. 

Bagi banyak orang, gejala GERD menjadi lebih buruk di malam hari.

Orang dengan GERD dan gangguan lambung lainnya lebih rentan terhadap berbagai jenis gangguan tidur, termasuk tidur sambil berjalan.

Karena GERD dapat mengganggu tidur, ia juga dapat memicu kelelahan jangka panjang, yang juga membuat seseorang lebih rentan terhadap episode tidur berjalan.

7. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah kondisi saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak.

Seiring perkembangannya, penyakit ini dapat memengaruhi bagian batang otak yang mengontrol gerakan serta bagian otak yang mengontrol tidur.

Biasanya, ketika seseorang bermimpi selama tidur REM, otaknya untuk sementara melumpuhkan beberapa otot agar tubuh tidak bertindak sesuai mimpi dan melukai diri sendiri atau orang lain.

Beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit Parkinson dapat mencegah kelumpuhan tidur terjadi sepenuhnya. 

Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan tidur berjalan dan gangguan tidur lainnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/04/100200223/7-penyebab-tidur-berjalan-atau-sleepwalking-menurut-penelitian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke