Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Tidur Terbukti Sebabkan Penumpukan Lemak di Perut, Studi Jelaskan

Kompas.com - 31/03/2022, 19:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan, bahwa kurang tidur berhubungan dengan terjadinya peningkatan akumulasi lemak yang tak sehat di bagian perut.

Hasil tersebut didapat setelah peneliti melakukan eksperimen acak yang melibatkan 12 sukarelawan sehat dan non-obesitas selama 21 hari.

Dalam eksperimen tersebut menunjukkan, peserta yang kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan 9 persen lemak perut abdominal dan 11 persen lemak perut visceral.

Baca juga: Waspadai Faktor Psikologis Bisa Memicu Gangguan Tidur, Bagaimana Mengatasinya?

Mengutip Science Alert, Rabu (30/3/2022) jenis lemak visceral ini menumpuk jauh di dalam perut di sekitar organ dalam. Padahal, lemak biasanya disimpan di bawah kulit oleh tubuh.

Namun kurang tidur tampaknya memindahkan lemak lebih dalam ke area visceral di sekitar organ, di mana berpotensi menyebabkan lebih banyak kerusakan karena peningkatan lemak tersebut dikaitkan pula dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung serta metabolisme.

"Kurang tidur tampaknya mengalihkan lemak ke bagian visceral yang lebih berbahaya," kata Virend Somers, ahli jantung dari Mayo Clinic di Minnesota.

Ia menjelaskan, meski selama tidur terjadi penurunan asupan kalori dan berat badan, namun lemak visceral terus meningkat.

Ini menunjukkan, bahwa tidur yang tak memadai adalah pemicu untuk penumpukan lemak visceral. Dan membayar utang tidur karena tidur yang tak memadai, menurut peneliti tidak akan berpengaruh atau membalikkan akumulasi lemak visceral.

Dalam studi ini, sukarelawan dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok tidur selama sembilan jam per malam. Sementara kelompok lain tidur selama empat jam selama dua minggu. Tiga bulan kemudian, tes diulang dengan pertukaran peserta kelompok.

Selama penelitian, tim memantau asupan dan pengeluaran energi, berat badan, komposis tubuh, serta distribusi lemak, dan biomarker napsu makan.

Selain perbedaan dalam penumpukan lemak visceral, peneliti memperhatikan pula bahwa peserta yang kurang tidur mengonsumsi rata-rata lebih dari 300 kalori ekstra per hari, mengonsumsi sekitar 13 persen lebih banyak protein dan 17 persen lebih banyak lemak. Tetapi pengeluaran energi sebagian besar tetap sama.

Baca juga: Kurang Tidur Terbukti Bikin Kita Sulit Bahagia, Kok Bisa?

Lebih lanjut, ada banyak alasan mengapa seseorang harus punya cukup waktu tidur. Tidur yang cukup penting untuk menjaga fungsi otak, menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, melindungi dari demensia, serta dapat mereduksi gangguan yang berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik lainnya.

Selain memastikan periode tidur kita teratur dan dalam jangka waktu yang cukup lama, peneliti merekomendasikan pula peningkatan olahraga dan pilihan makanan sehat sebagai cara mencegah akumulasi lemak perut.

Penelitian telah dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com