Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 Bisa Sebabkan Penuaan Dini, Kok Bisa?

Kompas.com - 03/04/2022, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Secara alami semua orang pasti mengalami penuaan kulit, seiring bertambahnya usia.

Akan tetapi, selama pandemi Covid-19, beberapa orang justru banyak yang mengeluhkan munculnya flek di wajah, kerutan, hingga wajah kusam, padahal mereka lebih sering berada di dalam rumah.

Hal itu disampaikan Spesialis Kulit dan Kelamin di Brawijaya Women & Children Hospital, dr Grace NS Wardhana, SpKK, FINSDV, FAADV dalam webinar bertajuk Penuaan: Dapatkah Waktu Diperlambat? yang ditayangkan di kanal YouTube Iluni FKUI 97. 

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Merusak Kulit, Salah Satunya Merokok

Lantas, kenapa saat pandemi Covid-19 banyak orang merasa kelihatan jauh lebih tua atau mengalami penuaan dini?

Sebagai informasi, proses penuaan kulit dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yakni intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik penyebabnya hanya sekitar 10 persen dari proses penuaan kulit.

Dengan pertambahan usia, kemampuan kulit untuk memproduksi jaringan kulit yang lebih elastis semakin menurun, misalnya penurunan hyaluronic acid, elastin, dan kolagen. Sedangkan faktor ekstrinsik memengaruhi 90 persen terhadap penuaan kulit.

“Jadi faktor ekstrinsik, artinya faktor-faktor dari luar terutama lingkungan yang melepaskan radikal bebas dan merusak jaringan penunjang kulit, sehingga kulit mengalami tanda penuaan,” ujar Grace, Minggu (3/4/2022).

Penuaan dini yang disebabkan faktor tersebut bisa ditandai dengan kerutan di dahi, sudut mata, dan garis senyum terlihat semakin turun.

Paparan sinar gadget menyebabkan penuaan dini

Banyak persepsi bahwa penuaan hanya disebabkan oleh paparan cahaya ultraviolet (UV) seperti UVA dan UVB. Namun ternyata, paparan visible light atau cahaya tampak terlalu sering juga bisa memicu penuaan dini.

Untuk diketahui, visible light adalah cahaya yang berasal dari lampu, dan gadget termasuk handphone, laptop, maupun komputer.

Cahaya ini mengaktifkan 33 persen dari radikal bebas yang mengakibatkan flek, pigmentasi kulit, serta kelainan pada kulit.

“UVB bisa rasakan di kulit kita panas seperti terbakar dan membuat sunburn, tapi sebenarnya cuma mencapai epidermis bagian atas, dan hanya mengaktifkan 5 persen dari radikal bebas,” imbuhnya.

Sementara UVA dapat menembus kulit bagian dalam hingga mencapai dermis, dan mengaktifkan 46 persen dari radikal bebas.

Sinar inilah yang paling berperan dalam menyebabkan penuaan kulit. Paparan sinar UV juga dapat menyebabkan kanker, penuaan kulit, dan kerusakan kulit kalau kulit tidak terlindungi

Kondisi saat ini, juga akhirnya memicu istilah Covid face. yang disebabkan karena berbagai hal, antara lain:

  • Covid fatigue atau kelelahan
  • Maskne (jerawat karena penggunaan masker)
  • Jarang beraktivas atau olahraga
  • Kebiasaan makan tidak sehat
  • Penggunaan skincare yang tidak benar selama pandemi

“Banyak orang merasa stres dan memiliki permasalahan mental. Stres cepat sekali mengakibatkan proses penuaan dini. Stres meningkatkan hormon kortisol, yang akhirnya memicu jerawat, eksim, atau penyakit kulit lainnya,” papar Grace. 

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Kulit Saat Puasa, dari Makanan hingga Perawatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com