Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Cara Hidup Spinosaurus Dinosaurus Karnivora Terbesar di Dunia

Kompas.com - 25/03/2022, 12:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Studi yang meneliti kepadatan tulang Spinosaurus, akhirnya mengungkap bagaimana kehidupan mereka di masa lalu.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, tim ilmuwan mengatakan bahwa Spinosaurus dan kerabat dekatnya, Baryonyx, memiliki tulang yang sangat kompak.

Spinosaurus adalah jenis dinosaurus karnivora terbesar di dunia yang sejauh ini diketahui oleh para ilmuwan. Tulang yang padat tersebut dapat membantu keduanya tetap tenggelam untuk berenang di bawah air.

Baca juga: Temuan Fosil Dinosaurus Triceratops Terlengkap Ungkap Kehidupannya di Masa Lalu

Dikatakan para ilmuwan hewan ini merupakan predator semiakuatik, atau hewan yang banyak menghabiskan waktu di air, dengan menargetkan mangsa besar sebagai makanannya.

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (23/3/2022) Spinosaurus dan Baryonyx adalah anggota kelompok dinosaurus Zaman Kapur yang disebut spinosaurids.

Mereka memiliki susunan tubuh yang meliputi moncong panjang seperti buaya, disertai dengan gigi berbentuk kerucut untuk berburu mangsa di air.

Spinosaurus yang merupakan jenis dinosaurus raksasa, telah lama diteliti oleh para ilmuwan. Pasalnya, mereka belum mengetahui bagaimana cara mereka hidup termasuk seperti apa hewan pencinta air ini berburu mangsanya.

Para ilmuwan berkata, ikan besar di sungai ataupun danau serta dinosaurus kecil yang hidup di sekitarnya mungkin merupakan mangsa bagi spesies Spinosaurus.

"Saya pikir hewan ini benar-benar aneh, kita tidak memiliki (jenis hewan) apa pun yang masih hidup hingga kini yang dapat dianggap mirip (dengan Spinosaurus)," papar peneliti postdoctoral paleontologi di Field Museum di Chicago sekaligus penulis utama studi, Matteo Fabbri.

Anatomi Spinosaurus

Untuk diketahui, Spinosaurus memiliki panjang sekitar 15 meter dengan berat mencapai tujuh ton. Dinosaurus ini diperkirakan hidup 95 juta tahun yang lalu di wilayah Afrika.

Kendati memiliki ukuran raksasa, anatomi Spinosaurus tidak seperti dinosaurus lainnya lantaran panggul yang relatif kecil, kaki belakang pendek, ekor dan kaki seperti dayung untuk penggerak di dalam air, serta dilengkapi struktur duri tulang sepanjang 2 meter di punggungnya.

"Saya sangat menyukai pandangan tentang hewan raksasa ini, dengan berat berton-ton, tenggelam di bawah air untuk menangkap mangsa," kata ahli paleontologi Universitas Oxford, Roger Benson.

"Saya sangat terkejut bahwa dia (Spinosaurus) memiliki jambul layar raksasa di punggungnya. Itu akan membuatnya sulit untuk bersembunyi di bawah air," lanjutnya.

Baca juga: Pelajari Reproduksi Dinosaurus, Peneliti Lakukan Studi pada Fosil Kloaka Dinosaurus

 

Hingga kini, belum ada dinosaurus lain yang ditemukan dengan kepadatan tulang seperti Spinosaurus dan Baryonyx, sehingga menunjukkan hanya kedua hewan ini di antara dinosaurus lainnya yang menaklukkan dunia air.

Kerabat dekatnya, Baryonyx, tercatat memiliki panjang hingga 10 meter dan hidup sekitar 125 juta tahun yang lalu di wilayah Eropa.

Di sisi lain, para peneliti sebelumnya juga menemukan spinosaurid yang disebut Suchomimus tidak memiliki tulang padat, sehingga menunjukkan tingkat keragaman ekologi dalam kelompok dinosaurus ini.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Stegosaurus Tertua di Asia Ditemukan di China, Seperti Apa?

Peneliti mengatakan, bahwa Suchomimus memiliki panjang tubuh mencapai 11 meter. Hewan itu juga diperkirakan hidup selama 120 juta tahun yang lalu di wilayah Afrika.

Dalam menentukan bahwa kepadatan tulang yang lebih besar secara langsung terkait dengan keberadaan akuatik, para peneliti mengumpulkan data pada 297 spesies hewan yang hidup dan punah, penghuni darat dan penghuni air.

Para ilmuwan dalam studinya menjelaskan, kepadatan tulang adalah ciri khas hewan yang beradaptasi untuk dapat hidup di air seperti paus, anjing laut, duyung, kuda nil, buaya, penguin, dan berbagai reptil laut yang telah punah.

"Spinosaurus memiliki kepadatan tulang tertinggi di antara ketiganya. Baryonyx memiliki kepadatan tulang yang sedikit lebih rendah, tetapi masih sangat mirip dengan Spinosaurus," papar Fabbri.

Baryonyx, lanjut dia, memiliki kepadatan tulang yang sedikit lebih rendah, namun masih sangat mirip dengan Spinosaurus.

"Suchomimus, yang ditemukan sebagai hewan yang lebih terestrial dalam penelitian kami, memiliki kepadatan tulang yang mirip dengan dinosaurus, reptil, dan mamalia darat lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Unik, Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Ekor Lapis Baja di Chili

Spinosaurus bahkan melebihi ukuran Tyrannosaurus rex, tetapi anatominya telah lama membingungkan para ilmuwan.

Adapun fosil asli dari Spinosaurus yang pernah ditemukan, berada di Mesir dan telah dihancurkan selama Perang Dunia II. Selanjutnya, ditemukan pula kerangka hewan yang sama di Maroko pada tahun 2008 lalu, dilengkapi tulang ekor tambahan.

Hal inilah yang kemudian meyakinkan beberapa ahli paleontologi bahwa Spinosaurus adalah hewan semiakuatik, serta perenang aktif. Namun demikian, teori tersebut menuai pro dan kontra di antara para ahli lainnya.

Maka studi baru yang dilakukan Benson beserta timnya, dapat memberikan pandangan lain terkait cara hidup Spinosaurus.

"Spinosaurus mungkin bergerak di sepanjang perairan dangkal menggunakan kombinasi 'berjalan di bawah' seperti kuda nil modern, serta guratan lateral dari ekor raksasanya," jeas rekan penulis studi dari University of Cambridge, Guillermo Navalon.

Menurutnya, alat penggerak pada tubuhnya itu tidak digunakan untuk mengejar mangsa dalam jarak jauh di perairan terbuka, tetapi untuk menyergap maupun menangkap ikan yang sangat besar seperti lungfish atau coelacanth.

Baca juga: Dinosaurus Baru di Italia, Fosil Terbesar yang Pernah Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com