Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Petir di Dunia Berkurang Selama Lockdown, Peneliti Temukan Penyebabnya

Kompas.com - 21/03/2022, 21:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak virus corona merebak, berbagai negara mulai melakukan karantina wilayah atau lockdown untuk mencegah penularannya.

Selama upaya tersebut dilakukan di tahun 2020, ditemukan pula terjadi penurunan aktivitas petir secara global.

Penelitian terbaru mengungkapka,n bahwa fenomena ini berkaitan dengan aktivitas manusia, saat lockdown.

Baca juga: Petir Mematikan Tewaskan Lebih dari 2.500 Orang di India Setiap Tahunnya, Kok Bisa?

Para peneliti berkata, ketika banyak negara di dunia memberlakukan lockdown, masyarakat menggunakan lebih sedikit energi, dan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Atmospheric Environment tahun 2021, peneliti mengatakan, bahwa partikel kecil di atmosfer yang disebut sebagai aerosol berkontribusi terhadap aktivitas petir.

Kegiatan yang dilakukan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, dapat melepaskan aerosol. Lantaran aktivitas pembakaran tersebut berkurang, maka lebih sedikit aerosol yang dilepaskan selama lockdown berlangsung. Sehingga, konsentrasi aerosol di atmosfer ikut menurun.

Tim telah mempresentasikan hasil studi yang menunjukkan bahwa penurunan aerosol atmosfer, terjadi bersamaan dengan penurunan aktivitas petir pada pertemuan American Geophysical Union di New Orleans bulan lalu.

Dipaparkan peneliti sekaligus ahli meteorologi fisik di Massachusetts Institute of Technology, Earle Williams timnya menggunakan tiga metode berbeda untuk mengukur aktivitas petir.

"Semua hasil menunjukkan tren yang sama, yaitu aktivitas petir berkurang terkait dengan konsentrasi aerosol berkurang," ujarnya seperti dilansir dari Discover Magazine, Kamis (17/3/2022).

Williams menjelaskan, beberapa aerosol di atmosfer dapat mengumpulkan uap air, dan membentuk tetesan awan.

Saat terdapat lebih banyak konsentrasi aerosol, uap air di awan didistribusikan ke lebih banyak tetesan, sehingga tetesan yang berukuran lebih kecil dapat bergabung menjadi tetesan hujan yang lebih besar.

Tetesan yang lebih kecil ini tetap berada di awan, dan membantu pembentukan hujan es kecil yang disebut graupel ataupun kristal es kecil.

Baca juga: Viral Satpam Tersambar Petir, Apa yang Harus Dihindari Saat Petir Menyambar?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com