Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Lockdown Bikin Aktivitas Petir Global Berkurang

Kompas.com - 12/01/2022, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkap, bahwa aktivitas petir global menurun hampir 8 persen selama lockdown atau karantina wilayah pada tahun 2020.

Berdasarkan penelitian yang dipresentasikan di AGU Fall Meeting 2021 di New Orleans, hal tersebut terjadi karena adanya hubungan antara petir dan polusi udara.

"Ketika Covid-19 menyebabkan karantina wilayah, terjadi pengurangan polusi di mana-mana," ungkap Yakun Liu, peneliti meteorologi di Massachusetts Institute of Technology seperti dikutip dari Phys, Selasa (11/1//2022).

Baca juga: Bagaimana Manusia Bisa Tersambar Petir?

Para ilmuwan meyakini bahwa partikel kecil di atmosfer yang disebut aerosol berkontribusi terhadap petir. Dan aktivitas manusia yang melepaskan aerosol seperti pembakaran bahan bakar fosil, berkurang selama karantina wilayah.

Itu artinya lebih sedikit polusi, lebih sedikit juga aerosol yang mengaburkan langit dan berfungsi sebagai titik nukleasi untuk tetesan air dan kristal es.

Dengan berkurangnya kristal es kecil di awan badai, maka lebih sedikit pula tabrakan kristal. Hal tersebut lah yang menurut peneliti merupakan salah satu cara petir menghasilkan muatan listrik yang menyebabkan kilat.

Selama tiga bulan, dari Maret hingga Mei 2020, peneliti menguji gagasan tersebut dengan mempelajari data petir dan aerosol global.

Untuk mengukur aktivitas petir mereka menggunakan data dari Global Lightning Detection Network (GLD 360) dan World Wide Lightning Location Network (WWLLN).

Sementara untuk aerosol, mereka melihat data satelit yang menunjukkan jumlah polusi udara di atmosfer, diukur sebagai Kedalaman Optik Aerosol, yang didasarkan pada cara aerosol menyerap dan memantulkan cahaya.

Selanjutnya, membandingkan tahun 2018 hingga 2021 dan dari musim ke musim, peneliti menemukan penurunan aktivitas petir di seluruh dunia selama masa karantina wilayah.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Begini Cara Menangani Luka Tersambar Petir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com