Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Orang yang Tak Pernah Terinfeksi Covid-19 Selama Pandemi?

Kompas.com - 15/03/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak Covid-19 terdeteksi pertama kali pada November 2019, kasusnya semakin meningkat di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Akan tetapi, dari total 458.574.939 kasus Covid-19 di dunia berdasarkan data Worldometers, ada sebagian anggota masyarakat yang masih terlindungi dan tidak pernah terinfeksi virus corona sekali pun.

Lantas, apa penyebab orang tidak terinfeksi corona meski berada di wilayah yang tingkat penularannya tinggi?

Baca juga: Kematian Covid-19 Selama Pandemi, Lebih dari 6 Juta Orang Meninggal karena Covid-19

Studi yang dilakukan peneliti di Imperial College London menunjukkan bahwa seseorang bisa memiliki tingkat sel T lebih tinggi. Sel T adalah sel yang berperan di dalam sistem kekebalan tubuh manusia .

Dengan demikian, orang tersebut memiliki kekebalan terhadap infeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

“Kami menemukan bahwa tingkat sel T tinggi yang sebelumnya ada terbentuk oleh tubuh ketika orang lain terinfeksi virus corona seperti pada flu biasa, (sehingga) dapat melindungi dari infeksi Covid-19,” papar penulis utama studi Dr Rhia Kundu, dilansir dari Times of India, Kamis (8/3/2022).

Sejauh ini, telah teridentifikasi lima varian virus corona yang bermutasi dan telah dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern (VoC). Varian tersebut yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron.

Kendati karakteristik setiap varian virus corona cenderung berperilaku berbeda, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa ada karakteristik tertentu di mana mereka mirip satu sama lain.

Berdasarkan kesamaan karakteristik ini, sel-sel kekebalan akhirnya dapat mengenali dan melawan virus segera setelah tubuh terpapar agar tidak terinfeksi Covid-19.

Faktor genetik

Faktor genetik disebut berperan dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap penularan Covid-19. Penelitian pun telah menemukan adanya hubungan antara genetika dan sistem kekebalan tubuh dengan infeksi Covid-19.

Berkaitan dengan hal itu, tim peneliti mengatakan, antigen leukosit manusia atau human leukocyte antigens (HLA) menentukan respons seseorang terhadap paparan virus corona.

“Gen kunci yang mengontrol respons imun Anda disebut human leukocyte antigens atau gen HLA. Mereka penting untuk menentukan respons saat menghadapi SARS-CoV-2," terang Profesor Imunologi di Imperial College London, Danny Altmann.

"Misalnya, orang dengan gen HLA-DRB1*1302 secara signifikan lebih mungkin mengalami infeksi simtomatik (bergejala),” lanjutnya.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Terinfeksi Covid-19 Lebih dari Sekali?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com