KOMPAS.com - Badai Matahari terjadi pada Minggu (13/3/2022) kemarin, dan disebut menerjang Bumi pukul 12.00 UTC atau pukul 19.00 WIB. Badai Matahari juga diprediksi akan berisiko mengganggu teknologi GPS di Bumi.
Peristiwa ini diinformasikan langsung oleh Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat (NOAA), serta Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
“Hantaman langsung! Model prediksi NOAA dan NASA menunjukkan #solarstorm menghantam bumi antara pukul 12.00 & 21.00 UTC 13 Maret,” tulis ilmuwan Tamitha Skov dalam unggahan di Twitter pribadinya @TamithaSkov, Sabtu (12/3/2022).
"Dampaknya diperkirakan kuat! Diprediksi #aurora jauh berada di pertengahan garis lintang, #radio & masalah penerimaan #GPS , terutama menjelang fajar/senja, & di sisi malam Bumi!," lanjutnya.
Direct Hit! NOAA (left) & NASA (right) prediction models show #solarstorm to hit Earth between 12:00 & 21:00 UTC March 13. Impact should be strong! Expect #aurora deep into mid-latitudes, amateur #radio & #GPS reception issues, especially near dawn/dusk, & on Earth's nightside! pic.twitter.com/m9a24WgzIJ
— Dr. Tamitha Skov (@TamithaSkov) March 11, 2022
Baca juga: Bagaimana Badai Matahari Bisa Menghancurkan Satelit Starlink? Ini Penjelasan Pakar
Selain badai matahari sebabkan gangguan GPS, seperti dilansir dari Earth Sky, Sabtu (12/3/2022) lontaran massa korona atau coronal mass ejection (CME) yang menghantam Bumi juga berpotensi memicu fenomena aurora di garis lintang tinggi, di Bumi bagian barat.
Perkiraan tersebut berasal dari model angin matahari yang disebut CME NASA ENLIL, yang digunakan oleh para ilmuwan. Sementara itu, dampak badai Matahari diduga akan berada pada tingkat ringan hingga parah.
Efek badai geomagnetik yang dihasilkan dari fenomena tersebut juga dikatakan berpotensi memunculkan aurora yang cukup besar dan indah.
Sebagai informasi, badai matahari adalah terjadinya pelepasan energi di atmosfer Matahari yang terkait dengan medan magnet itu sendiri.
Dilansir dari laman LAPAN, Jumat (22/10/2021) pergerakan plasma atau dinamika yang bergerak di dalam maupun di permukaan Matahari merupakan penyebab dari badai Matahari.
Baca juga: Setelah Badai Matahari Terjang Satelit Starlink, Ilmuwan Pantau Cuaca Luar Angkasa