Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2022, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Deltacron dikonfirmasi telah menyebar di sejumlah negara Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, bahwa Deltacron merupakan hibrida atau rekombinan dari varian Delta dan Omicron.

Pimpinan teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove dalam konferensi pers WHO pada Rabu (10/3/2022) mengatakan, meskipun tingkat deteksinya masih sangat rendah, saat ini di banyak negara para ilmuwan sudah melaporkan dan sedang mengawasi lebih lanjut terkait hibrida virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, tepatnya rekombinan antara varian Delta dan Omicron.

“Ini sudah bisa diduga, apalagi dengan sirkulasi (varian) Omicron dan Delta yang intens ini,” kata dia.

Baca juga: Ilmuwan Klaim Temukan Bukti Adanya Gabungan Varian Delta dan Omicron, Ini Kata WHO

Dikarenakan belum ada nama yang resmi untuk menyebutkan rekombinan kedua virus ini, untuk sementara ada yang menyebutnya sebagai Deltamicron atau Deltacron.

Penemuan hibrida varian Delta dan Omicron

Melansir The New York Times, 11 Maret 2022, penemuan hibirida antara virus corona varian Delta dan Omicron ini sudah sejak bulan Februari lalu.

Seorang ilmuwan di laboratorium kesehatan masyarakat Washington DC, Scott Nguyen sedang memeriksa GISAID atau database internasional genom virus corona, ketika dia melihat sesuatu yang aneh terkait hal ini.

Scott Nguyen pun menemukan, sampel yang dikumpulkan di Prancis pada bulan Januari yang diidentifikasi oleh para peneliti sebagai campuran varian Delta dan Omicron.

Memang pada awalnya, diperkirakan ada kasus yang cukup jarang terjadi, yakni seseorang terinfeksi dua varian virus Corona sekaligus atau secara bersamaan varian Delta dan Omicron menyerang pasien tersebut di dalam tubuh.

Namun, ketika Nguyen melihat lebih jauh data yang ada, ternyata ditemukan petunjuk bahwa kesimpulan pasien terinfeksi varian Delta dan Omicron sekaligus itu salah.

Setiap sampel virus dalam sampel yang diambil dari pasien itu ternyata benar-benar membawa kombinasi gen dari dua varian ini.

Para ilmuwan menyebut virus semacam itu sebagai rekombinan. Dalam kasus ini, Nguyen menemukan lebih banyak kemungkinan rekombinan di Belanda dan Denmark, dan kemungkinan sudah ada sejak Januari 2022.

“Itu membuat saya curiga bahwa ini mungkin nyata,” kata dia.

Baca juga: Mungkinkah Infeksi Omicron dan Delta Terjadi Bersamaan? Ini Kata Pakar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com