KOMPAS.com- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa tren gempa susulan pasca-gempa bumi Pasaman Barat, Sumatera Barat mengalami penurunan, tetapi masyarakat harus waspada potensi banjir.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers, Rabu (2/3/2022).
Sebagai informasi, gempa bumi tektonik telah mengguncang wilayah Pasaman Barat pada Jumat (25/2/2022)
Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,2 terjadi pukul 08.35 WIB dengan lokasi 18 kilometer timur laut Pasaman Barat dan kedalaman 10 kilometer.
Kemudian gempa kedua terjadi pukul 08.39 WIB dengan lokasi 17 kilometer timur laut Pasaman Barat, kedalaman 10 kilometer berkekuatan magnitudo 6,1.
Baca juga: 5 Fakta Gempa Pasaman Barat, Termasuk Sudah 62 Kali Susulan Sampai Hari Ini
Seiring dengan gempa susulan yang menunjukkan tren menurun di Sumatera Barat, Dwikorita menyarankan warga untuk bisa kembali ke rumahnya masing-masing.
Warga bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan syarat, rumah warga masih layak huni, tidak rusak parah dan strukturnya stabil.
Apabila rumahnya kokoh dan tidak berada di tepi sungai atau dekat lereng, sebaiknya warga kembali ke rumahnya masing-masing.
Dengan kembalinya warga ke rumah masing-masing saat aktivitas gempa susulan melemah, kata dia, maka akan mengurangi potensi kerumunan warga di tenda dan lokasi pengungsian.
Sebab, warga yang berada dalam kerumunan, seperti di pengungsian warga terdampak gempa Pasaman Barat, dapat berpotensi meningkatkan penularan Covid-19 di tengah pandemi.
Baca juga: BMKG Ingatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi Pasca Gempa Bumi di Pasaman Barat