Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Lansia yang Terinfeksi Covid-19 Alami Patah Tulang Panggul, Bagaimana Prosedur Perawatannya?

Kompas.com - 20/02/2022, 13:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pasien wanita berusia 76 tahun yang terinfeksi Covid-19 terpeleset dan jatuh di rumah, kemudian mengalami patah tulang panggul. Pasca insiden itu terjadi, pasien langsung dilarikan ke salah satu rumah sakit di Surabaya untuk mendapatkan penanganan.

Lantaran pasien merasakan nyeri yang tak tertahankan, dia dan keluarganya memilih untuk segera dilakukan tindakan operasi.

Akan tetapi, rumah sakit tersebut tidak memiliki ruang operasi bertekanan negatif untuk pasien positif Covid-19. Akhirnya, dia dirujuk ke Mayapada Hospital Surabaya yang memiliki kamar operasi bertekanan negatif.

Baca juga: Begini Gejala Omicron pada Lansia

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan rontgen, pasien didiagnosa interthrocanter femur dextra atau patah tulang panggul kanan. Oleh karenanya, Dr Reyner Valiant Tumbelaka M.Ked.Klin, Sp.OT melakukan tindakan ORIF (Open Reduction Internal Fixation) Proximal Femur.

Pada lansia, kondisi kepadatan tulang mengalami pengurangan karena umur, bila mereka terjatuh atau terpeleset tidak jarang menyebabkan retak atau patah tulang panggul. Untuk diketahui, patah tulang panggul merupakan cedera yang serius dan bila tidak ditangani dengan cepat, akan berisiko fatal hingga menyebabkan kematian.

Fracture interthrocanter merupakan patah tulang pada salah satu titik di bagian panggul. Penyebab paling umum dari fraktur atau patah tulang ini memang adalah jatuh atau trauma.

Fraktur memang banyak dialami oleh lansia dan lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria, serta disebabkan adanya faktor risiko lain seperti osteoporosis. Pengobatannya pun harus dilakukan dengan tindakan operasi.

Adapun ORIF adalah tindakan operasi untuk memperbaiki tulang yang patah dan menstabilkan dengan bantuan alat seperti plat, sekrup, atau pin sehingga tulang dapat kembali ke posisi semula.

Selain itu, karena pasien tersebut positif Covid-19, maka tindakan operasi harus dilakukan di kamar operasi bertekanan negatif.

Dijelaskannya, kamar operasi bertekanan negatif ialah kamar operasi yang mengunci perputaran udara di ruangan agar udara di dalam ruangan tidak terdistribusi ke area lain.

Hal ini dilakukan guna mencegah kontaminasi dan penyebaran virus maupun bakteri yang keluar dari ruangan itu.

Kamar operasi ini pun memiliki tekanan udara yang negatif, yaitu tekanan udara yang berada dalam ruangan diatur lebih rendah dari luar ruangan, sehingga ketika pintunya terbuka udara dari dalam ruangan tekanan negatif tidak dapat keluar menyebarkan infeksi.

Sebaliknya, udara dari luar ruangan yang masih lebih bersih dapat masuk ke ruang tekanan negatif.

Baca juga: Kelainan Tulang hingga Patah Tulang, Begini Diagnosis dan Penanganannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com