Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Anabatik dan Angin Katabatik, Bagaimana Proses Terjadinya?

Kompas.com - 13/02/2022, 17:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comAngin anabatik dan angin katabatik merupakan dua jenis angin yang hanya terjadi di daerah pegunungan. Mari kita memahami bersama perbedaan dan proses terjadi keduanya.

Angin anabatik dan katabatik

Anabatik adalah angin lembah yang mengembuskan angin panas. Singkatnya, angin anabatik adalah angin yang berembus dari lembah menuju puncak gunung.

Sedangkan angin katabatik adalah kebalikannya. Angin katabatik adalah angin gunung yang berembus dari gunung menuju lembah dan memiliki suhu yang lebih dingin.

Proses terjadinya angin anabatik

Angin anabatik terbentuk pada siang hari saat sinar Matahari menyinari bagian bawah gunung, yaitu lembah. Area lembah memiliki kapasitas menahan panas yang terbatas.

Ketika permukaan lembah memanas, volume akan meningkat dan tekanan udara akan menurun. Udara akan menjadi seperti pelampung yang mendorong udara ke arah atas atau yang disebut dengan angin anabatik.

Angin anabatik bergerak dengan dua cara, yaitu dengan mengalir di permukaan orografi dan secara vertikal ke atas setelah melewati permukaan orografi. Kecepatan angin anabatik berkisar 18,52 sampai 55,56 kilometer per jam.

Baca juga: Waspada, Ternyata Ini Penyebab Angin Puting Beliung

Proses terjadinya angin katabatik

Angin katabatik, secara sederhana, merupakan kebalikan dari angin anabatik. Angin katabatik terjadi pada malam hari. Udara di puncak gunung akan terasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan di ketinggian yang lebih rendah.

Pada posisi tersebut, udara di atas gunung akan menjadi lebih padat dan lebih berat. Oleh karena itu, udara akan bergerak menuju ke lembah.

Angin katabatik memiliki suhu yang lebih dingin dari anabatik. Selain itu, kecepatannya juga jauh lebih cepat, yaitu mencapai 185.2 kilometer per jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com