Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matthew White Meninggal karena Diabetes, Kenapa Anak Bisa Terkena Diabetes?

Kompas.com - 24/01/2022, 21:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Berbeda dengan anak dan remaja yang terkena diabetes tipe 2, biasanya mereka memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Sebanyak 80 persen pasien memiliki orangtua atau anggota keluarga yang juga memiliki diabetes tipe 2.

Gejala diabetes pada anak

Dikatakan Frida, gejala diabetes pada anak hampir sama dengan yang dialami orang dewasa. Beberapa gejalanya termasuk:

  • Sering buang air kecil
  • Sering haus dan lebih banyak minum
  • Penurunan berat badan secara drastis
  • Serta mudah lapar

"Pada anak, sering kali baru terdiagnosis saat sudah gawat. Jadi, kira-kira sudah 50 sampai 60 persen pasien DM pada anak diagnosisnya adalah pada saat kondisi yang berat, biasanya anaknya datang, sudah tidak sadar, sesak (napas)," ungkapnya.

Oleh karena itu, para orangtua juga perlu memerhatikan apabila anak mulai menunjukkan tanda atau gejala diabetes.

Salah satunya adalah, jika anak sudah berhenti mengompol kemudian tiba-tiba kembali mengompol saat tertidur, maka mengindikasikan anak tersebut memiliki gejala diabetes melitus.

"Kalau ada tanda-tanda seperti tadi, maka sebaiknya harus ke dokter. Nanti akan dilakukan pemeriksaan kencingnya atau periksa gula darahnya," ucap Frida sambil menjelaskan gejala diabetes pada anak.

Baca juga: Mengenal Diabetes Gestasional, dari Gejala, Penyebab, hingga Faktor Risiko

Cara mencegah diabetes pada anak

Sayangnya, diabetes melitus tipe 1 pada anak hingga saat ini belum bisa dicegah. Menurut Frida, para dokter masih berfokus pada pengobatan diabetes dengan pemberian insulin.

"Untuk DM tipe 1 sampai saat ini kita belum bisa mencegah, tapi yang bisa kita kerjakan adalah deteksi dini. Kalau ada tanda diabetes pada anak segera datang ke dokter, jadi dokter bisa melakukan pemeriksaan yang diperlukan," terang Frida.

Sementara  itu, diabetes tipe 2 pada anak sangat bisa dicegah dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup agar berat badan anak tidak berlebihan atau kegemukan.

"Faktor risiko untuk terjadinya DM tipe 2 pada anak dan remaja adalah obesitas dan karena tidak banyak gerak. Apalagi di era pandemi semuanya dikerjakan online, berat badan naik karena enggak gerak sama sekali," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com