Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matthew White Meninggal karena Diabetes, Kenapa Anak Bisa Terkena Diabetes?

Kompas.com - 24/01/2022, 21:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktor cilik Matthew White dikabarkan meninggal dunia pada Minggu, (23/1/2022) kemarin sekitar pukul 20.00 WIB.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (24/1/2022), sang manajer, Oki Hartanto mengungkapkan bahwa Matthew bukan meninggal karena terinfeksi Covid-19, melainkan penyakit diabetes yang diidapnya sejak lama.

"Ada penyakit lama, diabetes. Jadi bukan karena Covid," ujar Oki.

Kondisi kesehatan pemeran film Danur ini pun menurun sejak Sabtu lalu, kemudian pihak keluarga membawanya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Baca juga: Sering Kebas dan Kesemutan, Bisa Jadi Pertanda Gangguan Saraf akibat Diabetes

Oki menambahkan, Matthew White memang sudah memiliki riwayat diabetes sejak sebelum masuk ke Am:pm Management. Namun, dia tidak menjelaskan lebih rinci terkait jenis diabetes apa yang dialami artisnya tersebut.

Kenapa anak bisa terkena diabetes?

Dokter Konsultan Endokrinologi Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, dr Frida Soesanti, Sp.A (K), menjelaskan bahwa diabetes melitus (DM) pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Diabetes melitus tipe 1 pada anak biasanya disebabkan karena sel di dalam organ pankreas yang seharusnya menghasilkan insulin rusak akibat dari proses autoimun.

Pada kondisi ini, antibodi menyerang sel yang menghasilkan insulin atau sel beta pankreas.

"Diabetes tipe 1 bukan karena gaya hidup atau gemuk, jadi biasanya mereka punya gen yang menyebabkan rentan terhadap terjadinya DM tipe 1, pencetusnya bisa banyak bisa karena infeksi dan lain-lain," papar Frida kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022).

Menurut dia, diabetes pada anak berbeda dengan orang dewasa, di mana diabetes tipe 1 cenderung lebih banyak diderita anak-anak.

Pasien anak yang menderita diabetes tipe 1 pun membutuhkan insulin seumur hidupnya sebagai pengobatan.

"Kalau sel yang menghasilkan insulin rusak, maka obatnya cuma satu, kasih insulin dari luar. Berbeda dengan DM tipe 2 yang disebabkan karena gemuk kemudian insulinnya banyak tapi enggak bisa bekerja dengan baik," bebernya.

"Itulah kenapa (pengobatan) DM tipe 2 bisa dengan obat minum atau perubahan lifestyle (gaya hidup)," samdung dia.

Baca juga: CDC: Anak yang Terinfeksi Covid-19 Berisiko Terkena Diabetes

Apakah diabetes melitus bisa diturunkan dari orangtua?

Terkait dengan hal ini, dr Frida menyebutkan orangtua yang memiliki riwayat diabetes melitus belum tentu akan menurunkan penyakit kepada anaknya.

"Untuk DM tipe 1 sebagian besar tidak ada riwayat keluarga dengan DM juga. Hanya 2 persen dari anak yang (terkena) DM tipe 1 ada riwayat keluarga dengan DM juga," jelas Frida.

Berbeda dengan anak dan remaja yang terkena diabetes tipe 2, biasanya mereka memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Sebanyak 80 persen pasien memiliki orangtua atau anggota keluarga yang juga memiliki diabetes tipe 2.

Gejala diabetes pada anak

Dikatakan Frida, gejala diabetes pada anak hampir sama dengan yang dialami orang dewasa. Beberapa gejalanya termasuk:

  • Sering buang air kecil
  • Sering haus dan lebih banyak minum
  • Penurunan berat badan secara drastis
  • Serta mudah lapar

"Pada anak, sering kali baru terdiagnosis saat sudah gawat. Jadi, kira-kira sudah 50 sampai 60 persen pasien DM pada anak diagnosisnya adalah pada saat kondisi yang berat, biasanya anaknya datang, sudah tidak sadar, sesak (napas)," ungkapnya.

Oleh karena itu, para orangtua juga perlu memerhatikan apabila anak mulai menunjukkan tanda atau gejala diabetes.

Salah satunya adalah, jika anak sudah berhenti mengompol kemudian tiba-tiba kembali mengompol saat tertidur, maka mengindikasikan anak tersebut memiliki gejala diabetes melitus.

"Kalau ada tanda-tanda seperti tadi, maka sebaiknya harus ke dokter. Nanti akan dilakukan pemeriksaan kencingnya atau periksa gula darahnya," ucap Frida sambil menjelaskan gejala diabetes pada anak.

Baca juga: Mengenal Diabetes Gestasional, dari Gejala, Penyebab, hingga Faktor Risiko

Cara mencegah diabetes pada anak

Sayangnya, diabetes melitus tipe 1 pada anak hingga saat ini belum bisa dicegah. Menurut Frida, para dokter masih berfokus pada pengobatan diabetes dengan pemberian insulin.

"Untuk DM tipe 1 sampai saat ini kita belum bisa mencegah, tapi yang bisa kita kerjakan adalah deteksi dini. Kalau ada tanda diabetes pada anak segera datang ke dokter, jadi dokter bisa melakukan pemeriksaan yang diperlukan," terang Frida.

Sementara  itu, diabetes tipe 2 pada anak sangat bisa dicegah dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup agar berat badan anak tidak berlebihan atau kegemukan.

"Faktor risiko untuk terjadinya DM tipe 2 pada anak dan remaja adalah obesitas dan karena tidak banyak gerak. Apalagi di era pandemi semuanya dikerjakan online, berat badan naik karena enggak gerak sama sekali," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com