Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2022, 20:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Supervolcano atau gunung berapi super merupakan gunung yang memiliki setidaknya satu ledakan yang melepaskan lebih dari 240 mil kubik material. 

Menurut United States Geological Survey (USGS), gunung berapi juga harus berada pada magnitudo 8, peringkat tertinggi pada Volcanic Explosivity Index (VEI), untuk disebut sebagai supervolcano.

Melihat kekuatannya, ledakan supervolcano adalah letusan gunung yang sangat besar dengan dampak yang meluas, mulai dari longsoran batu panas, gas yang mengalir di lereng gunung berapi, hingga perubahan iklim global. 

Supervolcano Yellowstone mungkin merupakan gunung berapi paling terkenal di dunia yang telah menghasilkan letusan dengan kekuatan VEI 8.

Gunung berapi ini memiliki setidaknya tiga letusan yang sangat besar dalam sejarahnya, dua adalah letusan super dengan VEI 8 (sekitar 2,1 juta dan 640.000 tahun yang lalu) dan satu letusan 1,3 juta tahun yang lalu dengan VEI 7.

Baca juga: Mengapa Letusan Gunung Berapi Tonga Sangat Besar dan Menimbulkan Tsunami? Ahli Jelaskan

USGS mengatakan, sementara letusan seperti itu di masa depan memang mungkin terjadi, kemungkinannya dalam beberapa ribu tahun ke depan adalah "sangat rendah".

Apakah letusan supervolcano dapat memusnahkan manusia?

Dilansir dari National Geographic, letusan supervolcano tidak diragukan lagi dapat menghancurkan, namun ia tidak akan menjadi akhir dunia. 

Untuk gambaran efek letusan supervolcano, bisa melihat ledakan Gunung Tambora tahun 1815. 

Pada magnitudo VEI 7, ledakan ini bukanlah letusan super, tetapi memberikan gambaran tentang seberapa besar bahaya letusan tersebut.

Letusan Tambora mengirimkan gumpalan abu dan gas yang sangat panas sejauh 45 km ke udara.

Baca juga: Fakta-fakta Supervolcano, Salah Satunya Ada di Indonesia

Ia pun runtuh menghasilkan longsoran yang membakar, yang dikenal sebagai aliran piroklastik. Bahaya letusan semacam ini dapat membunuh sekitar sepuluh ribu orang, tetapi itu bukan satu-satunya kekhawatiran. 

Gas dan abu yang dilemparkan ke atmosfer menggelapkan langit, menutupi matahari, mengubah iklim, dan menghasilkan apa yang dikenal sebagai tahun tanpa musim panas. 

Kegagalan panen yang luas, kelaparan, dan wabah penyakit terjadi hingga menewaskan sekitar 82.000 orang lagi.

Apa yang paling penting untuk diingat tentang letusan besar di masa mendatang adalah bahwa lembaga di seluruh dunia terus mengamati supervolcano, seperti Yellowstone, memantau setiap getaran dan sendawa yang sarat magma. 

Gunung berapi memberikan beberapa pemberitahuan tentang letusan yang tertunda dan peralatan modern membantu para ilmuwan mengukur denyut nadi gunung dengan lebih akurat daripada sebelumnya. 

Baca juga: NASA Sebut Letusan Gunung Api Bawah Laut Tonga 500 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com