Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Menurut NASA

Kompas.com - 08/01/2022, 21:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Meteor, meteoroid, dan meteorit terkait dengan kilatan cahaya yang disebut "bintang jatuh", yang terkadang terlihat melesat melintasi langit. 

Ketiga istilah tersebut memang mengacu objek yang sama. Perbedaan nama ini bergantung di mana letaknya.

Perbedaan meteor, meteoroid, dan meteorit

Dilansir dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), meteoroid adalah objek yang biasa disebut "batu ruang angkasa" yang ukurannya berkisar dari butiran debu hingga asteroid kecil. Istilah ini hanya berlaku ketika objek batuan tersebut berada di luar angkasa.

Sebagian besar meteoroid adalah potongan objek lain yang lebih besar yang telah rusak atau hancur. Beberapa berasal dari komet, yang lain dari asteroid, dan beberapa bahkan berasal dari Bulan atau planet lain. 

Beberapa meteoroid adalah bebatuan, sementara yang lain logam, atau kombinasi batu dan logam.

Baca juga: Dini Hari Ini, Puncak Hujan Meteor Quadrantid Bisa Sampai 100 Meteor per Jam

Ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi atau atmosfer planet lain, seperti Mars, dengan kecepatan tinggi dan terbakar, mereka disebut meteor. 

Terkadang meteor bahkan bisa tampak lebih terang daripada Venus sehingga kerap disebut "bola api." 

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 48,5 ton material meteorit jatuh ke Bumi setiap hari.

Ketika meteoroid bertahan setelah perjalanannya melalui atmosfer dan menyentuh tanah, ia disebut meteorit.

Hujan meteor

Beberapa fenomena hujan meteor terjadi setiap tahun atau secara berkala saat Bumi melewati jejak puing-puing berdebu yang ditinggalkan oleh komet atau, dalam beberapa kasus, asteroid.

Baca juga: Fenomena Langit Januari 2022: Puncak Hujan Meteor Quadrantid hingga 2 Asteroid Dekat Bumi

Hujan meteor biasanya dinamai bintang atau konstelasi yang dekat dengan tempat meteor tampaknya berasal di langit. 

Mungkin hujan meteor yang paling terkenal adalah Perseid, yang mencapai puncaknya sekitar 12 Agustus setiap tahun. 

Setiap meteor Perseid adalah bagian kecil dari komet Swift-Tuttle, yang berayun di dekat Matahari setiap 135 tahun. 

Hujan meteor yang terkenal lainnya adalah Leonid, yang terkait dengan komet Tempel-Tuttle; Aquarids dan Orionids, terkait dengan komet Halley, dan Taurids, serta terkait dengan komet Encke. 

Sebagian besar puing-puing komet ini berukuran sebutir pasir dan kacang polong setelah terbakar di atmosfer sebelum mencapai tanah. Terkadang, debu meteor ditangkap oleh pesawat terbang tinggi dan dianalisis di laboratorium NASA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com