Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron di Indonesia Mayoritas Berasal dari Turki, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 30/12/2021, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali mengumumkan penambahan 21 kasus Omicron di Indonesia, Rabu (29/12/2021), sehingga saat ini totalnya 68 kasus. Namun, mayoritas kasus dengan riwayat perjalanan luar negeri berasal dari Turki.

Dari 68 orang tersebut, kasus varian Omicron di Indonesia, lebih banyak kasus impor yang berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam diskusi daring, Kamis (30/12/2021).

Maxi memaparkan, banyaknya kasus Omicron di Indonesia yang berasal dari Turki disebabkan karena telah dibukanya sektor pariwisata.

Baca juga: Tambah 21 Kasus Omicron di Indonesia, Kenali Gejala hingga Masa Inkubasinya

 

Terlebih saat ini, di tengah tingginya penemuan kasus penularan varian Omicron dari berbagai negara, Turki tidak memberlakukan aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

"Jadi begitu kami cek ternyata Turki sekarang itu bebas membuka pariwisata, dan perekonomian. Dia tidak ada karantina (cegah kasus penularan varian Omicron) di sana. Makanya, orang Indonesia berlomba-lomba ke sana," ujar Maxi.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Pelayanan Kegawatdaruratan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Asral Hasan juga menyebut 29 persen kasus Omicron di Indonesia merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari Turki.

Sejauh ini, dari mayoritas kasus Omicron dari Turki dan perjalanan luar negeri lainnya, hanya ada tiga kasus varian Omicron yang bukan pelaku perjalanan internasional.

Baca juga: Kasus Omicron Melonjak di Banyak Negara, WHO Peringatkan Fasilitas Kesehatan Bisa Kolaps

Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.SHUTTERSTOCK/Naeblys Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.

Kemudian, Asral menambahkan untuk pasien non pelaku perjalanan luar negeri, dua orang telah diisiolasi di RSDC Wisma Atlet dan satu orang di RSPI Sulianti Saroso.

Sementara ini, tercatat mayoritas kasus berusia 40 sampai 49 tahun dan didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 60 persen.

Cegah Omicron diimbau tak berlibur ke Turki dan Arab Saudi

Terkait banyaknya kasus varian Omicron yang berasal dari Turki dan Arab Saudi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi meminta kepada masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri, terutama di dua negara itu.

"Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana,” kata Nadia dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Rabu (29/12/2021).

Baca juga: Bertambah 21 Kasus Omicron, Epidemiolog: Skenario Terburuk Terjadi Penularan Komunitas

 

Nadia mengungkapkan, pemerintah akan terus melakukan pengetatan pintu masuk negara, terutama di perbatasan laut dan darat.

"Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara," imbuhnya.

Dia juga meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas serta disiplin melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

“Kesadaran diri dan menahan keinginan bepergian harus dilakukan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Covid-19 dengan menahan diri tidak bepergian,” jelas Nadia.

Baca juga: 46 Kasus Omicron di Indonesia, Apa Gejalanya? Ini Penjelasan Satgas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com