Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Besar dari Bintang Mirip Matahari Jadi Peringatan Bagi Bumi

Kompas.com - 12/12/2021, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah bintang yang berjarak lebih dari 100 tahun cahaya bernama EK Draconis baru-baru ini mengejutkan peneliti ketika mengeluarkan Coronal Mass Ejection (CME) atau letusan seperti gelembung gas plasma yang luar biasa besar.

Kejadian itu pun bisa menjadi gambaran sekaligus peringatan bagi Bumi bila suatu saat nanti Matahari juga mengalami hal serupa.

EK Draconis sendiri memiliki massa yang sama dengan Matahari tetapi umurnya jauh lebih muda, sekitar 100 juta tahun.

Sebagai bintang, kedua objek terbuat dari gas super panas. Kadang-kadang, ada juga bahan yang sangat panas yang dapat terlontar ke luar angkasa yang disebut Coronal Mass Ejection.

Dan peneliti yang mempelajari EK Draconis beberapa saat lalu melihat kalau bintang ini memuntahkan gelembung gas plasma tersebut dalam ledakan bintang itu 10 kali lebih besar dari yang diamati sebelumnya.

"Temuan membantu kami meningkatkan pemahaman tentang bagaimana lontaran massa besar koronal bisa terjadi di bintang seukuran Matahari dan Matahari kita sendiri," kata Yuta Notsu, astrofisikan di UC Boulder dan National Solar Observatory.

Baca juga: Ledakan Matahari yang Kuat Tabrak Bumi, Ini Dampak Radiasi Matahari pada Bumi

Menurutnya suatu hari Matahari, bintang di Tata Surya kita ini bisa jadi juga menyemburkan CME atau letusan besar gas plasma, yang sama besarnya. Sehingga penting memahami fenomena letusan besar dari bintang mirip Matahari tersebut.

Sebab, mengutip Live Science, Sabtu (11/12/2021) letusan magnetis itu jika berinteraksi dengan atmosfer Bumi akan menyebabkan berbagai dampak.

Lontaran ringan yang kita alami dapat berdampak pada Bumi seperti membuat badai geomagnetik yang dapat mengacaukan elektronik dan orbit satelit.

Jadi bayangkan jika lontaran dengan ukuran signifikan terjadi, bisa jadi akan langsung menghanguskan satelit dan melumpuhkan seluruh jaringan listrik.

Belum diketahui jelas apa yang menjadi pemicu CME besar pada EK Draconis.

Peneliti berasumsi jika peristiwa letusan bintang mirip Matahari itu diawali dengan ledakan besar radiasi elektromagnetik yang disebut superflare.

Baca juga: Ledakan Suar Matahari Terbesar Mencapai Bumi, Apa Dampaknya?

Ilustrasi radiasi matahari menjadi penyebab terbentuknya nanopartikel besi di Bulan. Studi baru ungkap bukti radiasi matahari memecah partikel besi di satelit Bumi.SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina Ilustrasi radiasi matahari menjadi penyebab terbentuknya nanopartikel besi di Bulan. Studi baru ungkap bukti radiasi matahari memecah partikel besi di satelit Bumi.

Peneliti menemukan kalau bintang muda seperti Matahari dapat mengeluarkan superflare setiap minggu.

Sementara bintang yang lebih tua seperti Matahari kita mengeluarkan superflare dalam rentang waktu yang lama yaitu 1000 tahun atau lebih.

Superflare sebenarnya tak berbahaya. Tetapi beberapa proporsi superflare diikuti oleh CME itu yang bisa menjadi berbahaya.

Mengutip Gizmodo, Sabtu (11/12/2021) tim peneliti sendiri mengamati EK Draconis selama 32 malam pada tahun 2020 dengan menggunakan satelit TESS NASA serta Teleskop SEMEI Universitas Kyoto di Jepang.

Baca juga: Karakteristik Matahari, Obyek Terbesar di Tata Surya

 

Di bulan April mereka melihat pemandangan spektakuler. Bintang tersebut melepaskan superflare, diikuti tahap pertama CME.

Tahap yang disebut erupsi filamen itu memancarkan gas plasma dari EK Draconis dengan kecepatan sekitar 1 juta mil per jam.

Namun tim hanya mengamati fase awal lontaran tersebut. Untuk melihat tahap selanjutnya, mereka perlu melihat EK Draconis dalam panjang gelombang yang berbeda menggunakan teleskop ultraviolet dan sinar-X.

"Kami membutuhkan lebih banyak kolaborasi dengan ilmuwan untuk memperkirakan efel yang lebih rinci pada planet," ungka Notsu.

Temuan tentang letusan besar dari bintang mirip Matahari ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.

Baca juga: Ilmuwan: Matahari Bisa Jadi Sumber Misteri Asal-usul Air Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com