Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepunahan Hewan Besar Sebabkan Banyak Kebakaran Padang Rumput di Seluruh Dunia

Kompas.com - 27/11/2021, 10:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak hewan besar pemakan rumput (grazing megafauna) yang telah punah dalam 50.000 tahun terakhir. Kepunahan megafauna ini pun ternyata memunculkan serangkaian dampak, seperti banyak kebakaran padang rumput di seluruh dunia.

Beberapa hewan megafauna itu di antaranya adalah mammoth berbulu, bison raksasa, dan kuda purba.

Dalam sebuah penelitian baru terungkap, apabila setelah hilangnya spesies-spesies hewan besar itu memicu peningkatan dramatis aktivitas kebakaran di padang rumput di seluruh dunia.

Mengutip Phys, Jumat (26/11/2021) dalam studinya peneliti menyusun daftar mamalia besar yang punah dan perkiraan waktu kepunahan megafauna di empat benua.

Data menunjukkan bahwa Amerika Selatan kehilangan hewan pemakan tanaman terbanyak (83 persen dari semua spesies), diikuti Amerika Utara (68 persen). Angka tersebut secara signifikan lebih tinggi daripada di Australia (44 persen) dan Afrika (22 persen).

Baca juga: Terungkap, Penyebab Kepunahan Hewan Laut Terbesar di Bumi

 

Peneliti kemudian membandingkan temuan studi kepunahan hewan besar ini dengan catatan aktivitas kebakaran padang rumput seperti yang terungkap dalam sedimen danau.

Menggunakan catatan arang dari 410 situs global, yang memberikan catatan sejarah aktivitas kebakaran regional di seluruh benua, peneliti menemukan bahwa aktivitas kebakaran meningkat setelah kepunahan megafauna pemakan rumput.

Benua yang kehilangan lebih banyak megafauna pemakan rumput (Amerika Selatan dan Amerika Utara) mengalami peningkatan luas kebakaran yang lebih besar.

Sementara benua yang mengalami tingkat kepunahan yang lebih rendah (Australia dan Afrika) mengalami sedikit perubahan dalam aktivitas kebakaran padang rumput.

Peningkatan aktivitas kebakaran di ekosistem dunia terjadi khususnya karena penumpukan rumput kering daun atau kayu yang tak dimakan akibat hilangnya herbivora raksasa atau kepunahan hewan-hewan besar di dunia.

Baca juga: Inilah Hewan yang Akan Kuasai Bumi Setelah Kepunahan Massal Berikutnya

Ilustrasi mammoth, ilmuwan mengurutkan DNA dari gigi mammoth Amerika Utara dan menemukan DNA purba tertua. Studi genom mengungkap evolusi mammoth, mamalia raksasa Zaman Es.Beth Zaiken/Centre for Palaeogenetics via NATURE Ilustrasi mammoth, ilmuwan mengurutkan DNA dari gigi mammoth Amerika Utara dan menemukan DNA purba tertua. Studi genom mengungkap evolusi mammoth, mamalia raksasa Zaman Es.

"Kepunahan ini menyebabkan serangkaian konsekuensi. Dan mempelajari efeknya membantu kita memahami bagaimana herbivora membentuk ekologi global saat ini," kata Allison Karp, peneliti yang terlibat dalam studi.

Tak hanya itu saja, kepunahan megafauna atau megaherbivora yang meluas memiliki dampak besar pada ekosistem.

Mulai dari hilangnya pemangsa hingga pohon penghasil buah yang dulunya bergantung pada herbivora untuk penyebarannya.

Itu mengapa para ilmuwan harus mempertimbangkan peran hewan besar pemakan rumput dalam mitigasi kebakaran dan perubahan iklim.

Baca juga: Evolusi Tubuh Manusia, Otak Bertumbuh Gara-gara Punahnya Hewan Besar

 

"Kita perlu memperhatikan interaksi ini jika ingin memprediksi masa depan kebakaran secara akurat," ungkap Carla Staver, penulis senior dan profesor ekologi dan biologi evolusioner di Fakultas Seni dan Sains Yale.

Mengutip New Scientist alasan hilangnya begitu banyak megafauna di seluruh dunia selama periode ini masih diperdebatkan.

Jelas bahwa banyak yang terpukul keras oleh perubahan iklim yang terkait dengan zaman es terakhir, tetapi perburuan manusia mungkin menjadi faktor pembunuh dalam banyak kasus punahnya hewan-hewan besar tersebut.

Penelitian tentang dampak kepunahan hewan besar yang menyebabkan lebih banyak kebakaran padang rumput ini telah dipublikasikan di jurnal Science.

Baca juga: 4 Fakta Anjing Liar Afrika, Hewan Mirip Serigala yang Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com