Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang di Batu Malang, Begini Analisis BMKG

Kompas.com - 06/11/2021, 10:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sejumlah video dan foto yang memperlihatkan hujan lebat dan banjir bandang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur menjadi ramai diperbincangkan warganet.

Video tersebut merupakan video asli yang diambil untuk memperlihatkan fakta banjir bandang di Batu Malang, Jawa Timur pada Kamis (4/11/2021).

Banjir di Batu Malang, Jawa Timur itu tersebar di enam titik, yakni.

  1. Dusun Sambong, Desa Bulukerto
  2. Dusun Beru, Desa Bulukerto
  3. Desa Sumberbrantas
  4. Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo
  5. Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo
  6. Dusun Gemulo, Desa Punten Kecamatan Bumiaji. 

Hingga kemarin, Jumat (5/11/2021), upaya pencarian dan pertolongan korban banjir bandang Kota Batu terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Kota Batu, PMI, Basarnas, TNI, Polri, dan lintas intansi terkait.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sementara kemarin, dampak banjir bandang Batu Malang menyebabkan enam orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Kota Batu Dilanda Banjir Bandang, Ini Daftar Wilayah Indonesia Waspada Potensi Banjir Bandang

 

Analisis BMKG terhadap banjir bandang Batu Malang

Bencana hidrometeorologi yang juga menjadi sorotan dua hari terakhir ini adalah kejadian banjir bandang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu-Malang,Provinsi Jawa Timur.

Banjir bandang yang sudah terjadi pada tanggal 04 November 2021, serta beberapa wilayah lainnya yang mengalami curah hujan tinggi. 

"Bencana hidrometeorologi di wilayah Alor dan Kota Batu tersebut secara umum turut dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem," kata dia.

Berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu-Malang pada tanggal 04 November 2021 termasuk kategori sangat lebat dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran jam 13.55 - 16.05 WIB). 

Saat banjir bandang terjadi di Batu Malang, hasil analisis citra satelit dan radar cuaca juga menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus (Cb) yang cukup intens dengan sebaran potensi hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu Malang.

Baca juga: Memahami Fenomena Alam, Mencegah Banjir Bandang Berulang

Sisa material usai banjir bandang melanda sebagian wilayah Kabupaten Lamongan, Kamis (4/11/2021) malam.Dok. BPBD Lamongan Sisa material usai banjir bandang melanda sebagian wilayah Kabupaten Lamongan, Kamis (4/11/2021) malam.

Peringatan dini cuaca ekstrem di Batu Malang

Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di Jawa Timur telah memberikan informasi peringatan dini terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua wilayah propinsi tersebut. 

Menurut Guswanto, diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah propinsi Jawa Timur telah didiseminasikan sejak sejak 2 hari sebelumnya yang kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian dikedua wilayah tersebut.

"Tidak hanya itu, koordinasi dan diseminasi kepada pihak stakeholder terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat," kata dia.

Penyebab banjir bandang di Batu Malang

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Muhammad Rizal mengatakan, banjir bandang itu terjadi akibatnya daerah resapan air di hulu aliran itu sudah rusak. 

Hal ini yang menyebabkan banjir membawa material lumpur, batu dan kayu. 

"Curah hujan yang cukup tinggi ini diperparah dengan kondisi tangkapan airnya yang sudah terbuka itu menyebabkan banyak sekali erosi tanah dan batu, kemudian juga kayu-kayu yang memang perlu diperbaiki supaya itu tidak terjadi lagi," katanya.

Baca juga: 5 Penyebab Banjir Bandang yang Perlu Diwaspadai

 

Sementara itu, Pakar Kebencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Suratman mengatakan, banjir bandang yang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut.

Sebab, pada dasarnya banjir bandang ini merupakan kejadian yag tidak disangka oleh penduduk sekitar.

Hal ini dikarenakan sungai yang meluap tersebut bukan sungai dengan aliran yang deras atau umumnya saat musim hujan aliran airnya biasa. Bahkan, jika musim kemarau, aliran sungai tersebut tidak ada airnya.

"Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia," kata Suratman melansir laman UGM, Sabtu (6/11/2021).

Lebih lanjut, kata dia, gangguan ekosistem ini terjadi akibat alih fungsi lahan oleh manusia, dan desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman.

Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab banjir Batu Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Wilayah Indonesia yang Berpotensi Cuaca Ekstrem dan Banjir Bandang Pekan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com