Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP26 Digelar, Pertemuan Pemimpin Dunia Bahas Krisis Iklim

Kompas.com - 01/11/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AP News

KOMPAS.com - Conference of the Parties (COP) ke-26 (kemudian disebut COP26) yang membahas tentang perubahan iklim resmi dibuka.

Bertempat di Glasgow, Skotlandia, delegasi dari sekitar 200 negara hadir, termasuk Presiden Joko Widodo.

Dilansir dari AP News, Minggu (31/10/2021), pembukaan COP26 telah dilakukan pada hari Minggu.

Kemudian di hari ini, para pemimpin dunia akan memaparkan upaya dari negara masing-masing untuk mengekang emisi gas rumah kaca, mengurangi emisi pada tahun 2030, dan menangani dampak perubahan iklim.

Baca juga: Anak Kelahiran 2020 Terancam Hadapi Gelombang Panas 6,8 Kali Lebih Banyak

Pemanasan global karena emisi bahan bakar fosil yang disebabkan manusia membuat para ilmuwan mendesak perlunya tindakan segera untuk menghindari bencana iklim.

Para negosiator pun mendorong negara-negara untuk meningkatkan upaya mereka dalam menjaga suhu global agar tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celsius pada abad ini.

Menurut Alok Sharma, menteri pemerintah Inggris yang memimpin COP26, pertemuan ini adalah harapat terakhir dan terbaik untuk menjaga suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat Celsius.

Para ilmuwan mengatakan peluang untuk mencapai target 1,5 derajat Celsius, yang menjadi kesepakatan dalam Perjanjian Paris 2015, perlahan-lahan menghilang.

Dibanding masa pra-industri, dunia telah menghangat lebih dari 1,1 derajat Celsius dan proyeksi saat ini berdasarkan pengurangan emisi yang direncanakan selama dekade berikutnya akan mencapai 2,7 derajat Celsius pada tahun 2100.

Para ahli memperingatkan, jumlah energi yang dilepaskan oleh pemanasan global akan mencairkan sebagian besar es Bumi, menaikkan permukaan laut global, serta meningkatkan kemungkinan dan intensitas cuaca ekstrem.

“Kami dapat memajukan negosiasi dan meluncurkan upaya dalam satu dekade ke depan," kata Sharma pada upacara pembukaan.

“Kita dapat memanfaatkan peluang besar pertumbuhan hijau untuk lingkungan yang baik, tenaga yang lebih murah, dan lebih bersih (untuk mengurangi emisi).”

Dia mencatat bahwa China adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, dan baru saja menaikkan target iklimnya.

"Tapi tentu saja kami mengharapkan lebih," kata Sharma kepada BBC Minggu pagi.

Di Vatikan, Paus Fransiskus pun berharap pertemuan ini dapat memberikan solusi untuk lingkungan yang lebih baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com