Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Homo Bodoensis, Moyang Manusia Modern | 5 Makanan untuk Penyakit Ginjal

Kompas.com - 01/11/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu berita populer di akhir pekan ini adalah tentang Homo bodoensis, spesies manusia yang baru dinamai dan ternyata merupakan nenek moyang langsung dari manusia modern (Homo sapiens).

Selain Homo bodoensis, penelitian terbaru yang digawangi Save the Children bersama bersama Vrije Universiteit Brussel (VUB) menemukan bahwa perubahan iklim berdampak besar untuk anak-anak. Salah satu dampak paling nyata, anak kelahira 2020 berpotensi menghadapi gelombang panas 6,8 kali lebih banyak dibanding generasi kelahiran 1960.

Penyebab batuk berlendir pada anak dan cara mengatasinya hingga 5 makanan yang baik untuk penyakit ginjal juga menjadi berita yang banyak dibaca lainnya.

Berikut rangkuman berita populer Sains sepanjang Minggu (31/10/2021) hingga Senin (1/11/2021) pagi.

Homo bodoensis, diyakini moyang manusia modern

Pada 1976, para ilmuwan menemukan fosil manusia di Bodo D'ar, Ethiopia. Fosil yang hidup 600.000 tahun lalu ini ternyata spesies manusia baru dan merupakan nenek moyang langsung manusia modern. Spesies manusia baru ini dinamai Homo bodoensis.

Dilansir dari Live Science, Jumat (29/10/2021), makhluk yang hidup di Afrika itu diyakini dapat membantu menjelaskan bagaimana garis keturunan manusia bermigrasi dan berinteraksi di seluruh dunia.

Meskipun manusia modern, Homo sapiens, adalah satu-satunya garis keturunan manusia yang masih hidup, spesies manusia lain pernah menjelajahi Bumi.

Sebagai contoh, para ilmuwan menemukan bahwa Flores, Indonesia pernah menjadi rumah bagi spesies Homo floresiensis yang telah punah. H. floresiensis dikenal sebagai "hobbit" karena tubuhnya yang pendek.

Untuk diketahui, mengidentifikasi dan memutuskan apakah satu fosil manusia purba merupakan spesies yang sudah diketahui atau spesies lain kerap menjadi masalah yang sering jadi perdebatan.

Selengkapnya baca di sini:

Spesies Manusia Baru Homo Bodoensis Diyakini Moyang Manusia Modern

Anak kelahiran 2020 berisiko hadapi 6,8 kali gelombang panas

Krisis iklim tak hanya memengaruhi lingkungan dan cuaca sekitar kita, tapi juga berpengaruh besar kepada anak-anak.

Menurut studi terbaru yang terbit di jurnal Science edisi 26 September 2021 yang berjudul Intergenerational inequities in exposure to climate extremes, secara global anak-anak yang lahir setahun terakhir (2020) akan menghadapi 6,8 kali lebih banyak gelombang panas selama hidup mereka dibanding mereka yang lahir di tahun 1960.

Studi ini dilakukan oleh Save the Children bekerja sama dengan tim peneliti iklim internasional yang dipimpin oleh Vrije Universiteit Brussel (VUB).

Oleh sebab itu, menjelang pertemuan Conference of the Parties (COP) ke-26 (kemudian disebut COP26), Save the Children mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok paling terdampak dari krisis iklim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com