Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Swarm ke 37 Guncang Ambarawa, Kapan Akan Berakhir?

Kompas.com - 27/10/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dampak gempa swarm 

Menurut Daryono, menurunnya aktivitas swarm di Ambarawa dan sekitarnya merupakan pertanda yang baik.

Meskipun, dampak gempa swarm jika kekuatannya cukup signifikan dan guncangannya sering dirasakan, memang dapat meresahkan masyarakat.

Oleh sebab itu, masyarakat diiimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Menurut Daryono, terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena aktivitas swarm memang jarang terjadi.

"Namun demikian, jika kita belajar dari berbagai kasus gempa swarm di berbagai wilayah, sebenarnya tidak membahayakan, jika bangunan rumah di zona swarm tersebut memiliki struktur yang kuat," kata dia.

Akan tetapi, jika struktur bangunan lemah, tentu dapat menyebabkan kerusakan bangunan rumah, seperti yang saat ini sudah terjadi pada beberapa rumah warga di Banyubiru dan Ambarawa.

Jadi, upayakan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

Serta, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum Anda masuk kembali ke dalam rumah. 

Baca juga: 4 Alasan BMKG Minta Masyarakat Waspadai Aktivitas Gempa Swarm Salatiga

Mitigasi risiko dampak gempa swarm

Lebih lanjut, kata Daryono,terkait beberapa bangunan rumah warga yang sudah mengalami kerusakan ringan, munculnya retakan dinding tembok akibat swarm menunjukkan kulitas bangunan tembok yang kurang bagus.

Jika makin besar retakan, maka untuk sementara sebaiknya tidak ditempati, karena jika guncangan lebih besar terjadi dan berulang akan semakin meningkatkan kerusakan dan berisiko bagi keselamatan penghuninya.

Untuk bangunan-bangunan rumah yang mengalami kerusakan ringan dampak gempa swarm saat ini, harus dilakukan penguatan (retrofitting), mengingat di wilayah Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dekat atau terdapat jalur sesar aktif seperti Sesar Merapi Merbabu, Sesar Rawapening, Sesar Ungaran, dan sesar lain yang belum teridentifikasi, yang mana ini semua dapat memicu gempa suatu saat nanti.

Selain menghindari bangunan rumah yang rusak ringan, hindari juga wilayah perbukitan.

Sebab, dampak swarm bukan saja melemahkan struktur bangunan yang sudah lemah, tetapi juga dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di wilayah perbukitan.

"Saat terjadi aktivitas swarm, agar mewaspadai lereng tebing juga, karena swarm yang terus terjadi dapat mengganggu kestabilan lereng hingga mudah longsor," tegasnya.

Sehingga selama dalam masa aktivitas swarm, untuk sementara waktu diimbau tidak melakukan pendakian dan jika tidak sangat penting, agar menghindari jalan bertebing terjal dan berbatu.

Baca juga: 5 Wilayah Pernah Dilanda Gempa Swarm, Halmahera Barat Catat 1001 Kali Gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com