Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Swarm ke 37 Guncang Ambarawa, Kapan Akan Berakhir?

Kompas.com - 27/10/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa swarm kembali mengguncang wilayah Losari Ambarawa, Jawa Tengah pada pukul 04.20 WIB, Senin (27/10/2021). Gempa ini merupakan gempa swarm ke 37 kalinya.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini memiliki magnitudo M 2.5. 

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie mengatakan bahwa, episenter terletak pada koordinat 7.20 LS dan 110.41 BT.

Baca juga: Penyebab dan Dampak Gempa Swarm yang Sudah 35 Kali Guncang Salatiga dan Sekitarnya

Lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 12 kilometer arah Utara Ambarawa, Jawa Tengah dengan kedalaman 4.5 kilometer. 

"Dengan memperhatikan magnitudo, lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa swarm yang ke-37 yang terjadi di Losari  Ambarawa dan sekitarnya," kata dia.

Kendati tidak berpotensi terjadinya tsunami, guncangan gempa swarm ini dirasakan di Losari Ambarawa dalam skala intensitas II MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Kapan gempa swarm di Ambarawa dan sekitarnya ini akan berakhir?

Gempa swarm adalah sebutan untuk rentetan aktivitas gempa dalam jumlah banyak, dengan magnitudo yang relatif kecil dan bergerombol membentuk klaster dalam ruang dan waktu, tanpa ada gempa utama yang paling menonjol dengan magnitudo paling besar.

Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono MSi mengatakan, gempa swarm umumnya dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi.

Bahkan, gempa tersebut berlangsung dalam waktu relatif lama di suatu kawasan, namun tidak diserta gempa kuat sebagai gempa utama atau mainshock.

Penyebab terjadinya gempa swarm erat kaitannya dengan aktivitas kegunungapian, seperti transpor fluida, instrusi magma, atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan bawah permukaan di zona gunungapi.

Tetapi, swarm ini juga bisa terjadi di kawasan nonvulkanis atau akibat aktivitas tektonik murni.

"Masa berakhirnya aktivitas swarm berbeda-beda, dapat berlangsung selama beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan hingga beberapa tahun," ujarnya.

Ia mencontohkan, gempa swarm yang terjadi dalam masa beberapa tahun, yaitu swarm Masama Sulawesi Barat yang mulai terjadi sejak akhir tahun 2018 dan masih terus terjadi hingga saat ini.

Baca juga: Pengertian Gempa Swarm dan Perbedaannya dengan Gempa Susulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com