Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andien Ungkap Pernah Mengalami Toxic Relationship, Apa Itu?

Kompas.com - 22/10/2021, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Yayi menjelaskan tentang klasifikasi pola dalam hubungan beracun. Dalam jurnal semiotika, klasifikasi pola toxic relationship adalah sebagai berikut.

  1. Secure attachment: Kondisi merasa tidak nyaman jika tidak ada dia atau pasangan.
  2. Cemas ambivalen: Hubungan beracun berada di antara perasaan senang dan takut, seharusnya tidak ada perasaan itu kalau berada di dekat orang yang dicintai, namun hanya ada perasaan nyaman
  3. Cemas menghindari: Hubungan yang sebenarnya kita ingin menghindar tetapi merasa tidak enak karena mungkin terus dicari.

Menurut Yayi, perilaku toxic relationship dapat dikenali dengan beberapa ciri, yaitu terlalu sibuk dengan dunia maya, terus mengkritik, mengekspresikan ketidaksukaan secara tak langsung, menghindari hubungan emosional dengan orang lain, dan menyembunyikan masalah.

Sedangkan, tanda-tanda toxic relationship, menurutnya adalah memanipulasi orang lain, tidak konsisten, tidak mau meminta maaf, tidak punya sifat empati dan simpati, dan hanya mau senangnya saja.

Selain itu, Yayi menjelaskan bahwa hubungan beracun dapat menyebabkan berbagai dampak emosi, seperti perasaan cemas dan stres, mempunyai masalah kepercayaan, kesehatan mental terganggu, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, serta trauma, tidak nyaman hingga rasa tidak aman (insecure).

Baca juga: Mengenal Buteyko Breathing, Tidur dengan Mulut Diplester Ala Andien

 

Cara mengatasi toxic relationship

Oleh sebab itu, terkait toxic relationship, Yayi menyampaikan cara mengatasi dan mencegah agar tidak terjebak dalam hubungan beracun adalah dengan berbicara.

  1. Berbicara secara efektif. Artinya, pembicara dan penerima mengerti pesan yang disampaikan.
  2. Berbicara secara asertif. Artinya, berbicara secara rasional, menyatakan secara langsung yang diinginkan, menghargai dan memahami orang lain.

Asertif artinya tegas, Yayi mengatakan bahwa berbicara dengan berterus terang dan kalau bisa secara definitif diucapkan. Misalnya mengucapkan kalau kita tidak suka dibatasi untuk bermain dengan orang lain.

"Kalau kita sudah berbicara, namun masih saja terjadi, sebaiknya berpikir panjang untuk tetap menjalin hubungan dengan orang tersebut terutama jika ingin melanjutkan hubungan ke pernikahan. Dalam psikologi pola perilaku, perulangannya ada sehingga harus dipikirkan kembali,”katanya.

Pengalaman Andien tentang toxic relationship yang dialaminya, pernah meninggalkan trauma yang membekas pada ibu dua anak itu. Bahkan, dia bercerita, bahwa hubungan itu ia jalani selama sekitar 9 bulan.

Meski tidak lama, namun Andien Aisyah merasa bahwa hubungan itu terasa lama karena ia harus menjalani hubungan dengan kekerasan secara fisik yang dialaminya setiap hari.

Baca juga: Soal Tidur dengan Mulut Diplester seperti Andien, Apa Kata Ahli?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com