Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Modern Awal di Asia Tenggara Mampu Beradapasi dengan Lingkungan Hutan Hujan

Kompas.com - 18/10/2021, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asumsi tradisional menyebut, jika hutan hujan tropis menjadi penghalang bagi Homo sapiens awal.

Namun, bukti yang berkembang menunjukkan, bahwa manusia awal itu justru bisa beradaptasi dan hidup di habitat hutan hujan tropis Asia Tenggara.

Hal tersebut terungkap setelah peneliti melakukan analisis rasio isotop dari gigi hewan dan manusia dari dua lokasi di Provinsi Hua Pan, Laos yaitu Tam Pa Ling dan Nam Lot.

Situs Tam Pa Ling sendiri sangat penting bagi paleoantropologi dan arkeologi Asia Tenggara karena menyimpan catatan fosil tertua dan paling melimpah dari spesies kita di wilayah ini.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Jejak Manusia Modern Homo Sapiens saat Jelajahi Eropa

Mengutip Science Daily, Senin (18/10/2021) tak hanya menemukan bukti arkeologis seperti perkakas batu, fitur perapian, peneliti juga menjumpai gigi dan tulang.

Hal tersebut membuat pendekatan isotop sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan wawasan mengenai kehidupan manusia di sana. Salah satunya, apa saja yang dimakan oleh para manusia awal itu.

Dalam studinya, peneliti menganalisis tulang manusia yang berasal dari Pleistosen Akhir atau sekitar 46.000 hingga 63.000 tahun yang lalu.

Selain itu juga peneliti menganalisis sisa-sisa berbagai mamalia dari kedua situs, termasuk kerbau, badak, babi hutan, rusa, beruang, orangutan, kera, dan macan tutul.

Semakin beragam sisa-sisa hewan yang ditemukan di situs tertentu, maka semakin banyak informasi yang dapat digunakan para peneliti untuk memahami pola makan manusia prasejarah.

Saat membandingkan nilai-nilai isotop seng dari fosil Homo sapiens di Tam Pa Ling dengan nilai isotop hewan-hewan itu, hasilnya menunjukkan dengan kuat jika Homo sapies makananya mengandung tumbuhan dan hewan.

Baca juga: Perjalanan Menemukan Besse, Manusia Modern Tertua di Sulawesi Selatan

Pola makan ini menurut peneliti berbeda dari kebanyakan data isotop manusia di wilayah lain di dunia untuk periode waktu tersebut, di mana pola makan kaya daging hampir selalu terlihat.

"Analisis isotop juga menunjukkan, bahwa makanan yang dikonsumsi berasal dari lingkungan hutan," kata Lise Dufour, peneliti dari National Natural History Museum of Paris.

Temuan ini menunjukkan, bahwa Homo sapiens awal dapat beradaptasi dengan lingkungan berbeda, dalam kasus ini adalah hutan hujan tropis di Asia Tenggara.

"Akan menarik di kemudian hari untuk membandingkan data isotop Homo sapiens dengan spesies manusia prasejarah lain di Asia Tenggara seperti Homo erectus dan Homo floresiensis. Itu juga akan membantu kita memahami lebih baik mengapa mereka punah sementara spesies kita bertahan," simpul penulis pertama Nicolas Bourgon, peneliti dari Institut Max Planck.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com