Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Cenderawasih Penari yang Endemik di Papua Barat | Dampak Cuaca di Indonesia karena Siklon Tropis 92W

Kompas.com - 06/10/2021, 08:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Bibit siklon 92W ini tumbuh dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1005 hPa.

Lebih lanjut, Fachri berkata, bibit siklon 92W bergerak ke arah barat dan diprakirakan akan meningkat intensitasnya setelah melewati daratan Filipina memasuki wilayah perairan Laut China Selatan.

Selengkapnya baca di sini:

BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 92W, Ini Dampak Cuaca di Indonesia

Apa itu obat Molnupiravir?

Jumat (1/10/2021), perusahaan farmasi Merck & Co asal AS mengumumkan bahwa obat antivirus molnupiravir buatannya mampu mencegah risiko rawat inap dan kematian hingga 50 persen.

Meski belum selesai uji klinis, belum ada izin edar, dan belum ada di pasaran, obat ini sudah dilirik banyak negara, termasuk Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mereview obat-obatan baru untuk Covid-19.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan bahwa obat molnupiravir termasuk obat oral antivirus atau obat antivirus yang diminum.

"Molnupiravir obat antivirus yang dulunya dikembangkan oleh Emory University. Itu mereka sebetulnya mau mencari obat untuk ensefalitis virus (kondisi peradangan otak yang disebabkan virus, red)," kayta Zullies kepada Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Ketika obat ini dikembangkan, kemudian pandemi Covid-19 menyelimuti seluruh dunia. Akhirnya, obat yang tadinya dikembangkan untuk obat ensefalitis itu diramu lagi untuk diujikan ke virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Bagaimana cara kerja dan hasil uji klinis obat molnupiravir? Baca di sini:

Obat Covid-19 Molnupiravir Dilirik Indonesia, Pil Apa Itu?

Bagaimana cara memperbaiki Teluk Jakarta yang tercemar paracetamol?

Kandungan paracetamol ditemukan di muara Angke dan Ancol dengan konsentrasi sangat tinggi. Namun, apakah kondisi ini bisa diperbaiki?

Seperti diketahui, baik muara Angke dan Ancol berada di Teluk Jakarta. Kandungan paracetamol di muara Angke dan Ancol tersebut konsentrasinya jauh lebih tinggi dibanding negara lain yang sudah diteliti.

Dalam studi yang terbit di jurnal Science Direct pada Agustus 2021, konsentrasi paracetamol di muara Angke adalah 610 nanogram per liter (ng/L). Sementara di Ancol konsentrasi paracetamolnya 420 ng/L.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com