Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Squid Game Jadi Tontonan Terpopuler di Dunia, Sinetron Indonesia Bisakah Mendunia?

Kompas.com - 05/10/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Pengemasan cerita di Squid Game

"Dalam tulisan saya tentang korupsi, saya mengambil ilustrasi dari film televisi Korea bertema korupsi, dan ternyata isu ini cukup sering dikelola sebagai bagian dari ceritanya. Tanpa harus memberikan kuliah tentang anti korupsi, sikap dari bangsa tersebut terlihat pada alur ceritanya, yang tentu saja anti korupsi dan menunjukkan dinamika mengalahkannya," jelas Widjajanti.

Lebih lanjut dia mengatakan yang dapat diamati dari perkembangan film televisi Korea Selatan adalah kekuatannya pada pengetahuan tentang bangsa, apa yang mereka sukai dan sudah memproduksi dan memperbaiki sinetron mereka.

Bahkan, kata Widjajanti, drama Korea juga mengangkat tentang kebiasaan dan kebudyaan, seperti makanan.

Serial drama Korea Squid Game juga mengangkat permainan anak-anak di Korea Selatan, yang dibaca melalui nafsu manusia dan rasa kemanusiaan.

Drama ini juga menganalogikan orang berjudi dengan kuda, lalu bagaimana jika dibalik dan diberi tantangan luar biasa untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang sangat besar, walaupun harus mengorbankan orang lain.

Baca juga: Sinetron Indonesia, Degradasi atau Terkubur dalam Lumpur?

 

"Barangkali yang menarik adalah posisi di dalam hutang dan berhutang yang menjadi dasar seseorang mengambil keputusan untuk turut di dalam kompetisi walau dengan nyawa taruhannya," jelas Widjajanti.

Squid Game adalah serial yang bercerita tentang orang-orang yang terjerat hutang, kegagalan ekonomi dan kesengsaraan hidup terlibas oleh kemiskinan, sehingga menggadaikan diri menjadi salah satu cara tercepat untuk mengatasinya, walau tidak ada yang gratis di dunia, kata Widjajanti.

"Yang menarik dari Squid Game dan banyak drama Korea lainnya adalah kemampuan mereka bercerita mengangkat situasi yang paling membosankan sekalipun dan mampu membungkus melalui berbagai konteks, konteks sejarah, relasi gender, mengatasi kekerasan, penipuan dan ketertindasan," jelas Widjajanti.

Oleh karenanya, bagaimana sinetron Indonesia bisa lebih mendunia, tentunya perlu memperbaiki konten yang disajikan.

Widjajanti mengungkapkan bahwa kritik pemirsa Malaysia terhadap sinetron Indonesia adalah isu agama yang dikaitkan dengan masalah sihir, yang tidak sesuai dengan norma masyarakat tersebut.

Baca juga: Sinetron Suara Hati Istri Dikecam, Pelibatan Anak Pemeran Zahra hingga Promosi Perkawinan Jadi Sorotan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com