Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 18/06/2022, 16:15 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Gelombang pasang tsunami disebabkan oleh adanya perubahan vertikal dasar laut karena terjadinya gempa bumi di dekat atau di dasar laut.

Gempa bumi mengakibatkan air laut yang luar biasa banyaknya berpindah tempat secara mendadak.

Gelombang tsunami bergerak keluar dari sumbernya ke segala arah. Gelombanya bisa sangat panjang hingga menyebrangi lautan.

Di laut dalam, gelombang tsunami dapat bergerak dengan kecepatan 1.000 km per jam, sedangkan di kawasan pantai, tsunami akan melambat.

Di Indonesia maupun negara-negara lain, gempa bumi bawah laut yang menyebabkan pergeseran vertikal secara mendadak di dasar laut merupakan penyebab utama tsunami.

Baca juga: Penjelasan Ahli ITB dan BMKG soal Tsunami Selat Sunda yang Dapat Menerjang Jakarta

Indonesia terletak di kawasan yang memiliki aktivitas seismik yang tertinggi sehingga gempa bumi sering terjadi.

Hal ini diakibatkan oleh wilayah Indonesia yang dikelilingi oleh area pertemuan lempeng tektonik dan gempa bumi terjadi pada area pertemuan kedua lempeng tersebut.

Dilansir dari buku Pengantar Pengetahuan tentang Risiko, di Indonesia, terdapat tiga kawasan lempeng utama yang dapat mengakibatkan tsunami, yakni:

1. Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Eurasia

2. Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Pasifik

3. Lempeng Pasifik bertemu dengan lempeng Filipina

Baca juga: Indonesia Berisiko Terkena Tsunami, Pahami Cara Mengantisipasi Tsunami

Area pertemuan lempeng ini disebut zona subduksi. Saat lempeng tektonik yang membentuk kulit luar Bumi tiba-tiba bergerak di wilayah yang biasanya stabil, gempa bumi bisa terjadi. Selain itu, zona subduksi juga dapat membentuk deretan gunung api.

Gempa bumi pada zona subduksi terjadi ketika ujung dari lapisan yang berada di atas patah dan bergerak vertikal hingga mengangkat dasar laut dan air di atasnya.

Perlu diketahui bahwa tidak semua gempa bumi menyebabkan tsunami, namun sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi.

Tsunami dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi manusia. Ia dapat memakan korban jiwa, menghancurkan berbagai bangunan, menghapus pantai, mengubah garis pantai, dan lain-lain.

Tidak ada yang bisa memprediksi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Namun, masyarakat bisa melakukan upaya-upaya mitigasi untuk meminimalisasi risiko saat gempa bumi dan tsunami terjadi.

Baca juga: Cara Kerja Tsunami Early Warning System

Salah satu cara untuk mengurangi dampak tsunami di antaranya adalah mengetahui bahaya tsunami, termasuk tanda-tanda alam.

Penting pula untuk memiliki rencana respons sehingga dapat bereaksi dengan cepat dan tepat saat terjadi gempa bumi yang diikuti peringatan tsunami.

Ini berarti masyarakat harus memahami evakuasi tsunami, tujuan evakuasi, dan mengetahui cara mendapatkan informasi seputar tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com