Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Merasa Lapar? Ini Penjelasannya Menurut Sains

Kompas.com - 04/09/2021, 18:46 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Kita merasa lapar setelah bekerja keras. Hal ini menunjukkan bahwa makhluk hidup membutuhkan untuk mengisi ulang energi dengan makan.

Namun, ternyata tidak semua rasa lapar itu pertanda bahwa kita butuh makan. Mari kita lihat lebih dalam tentang penjelasan ilmiah rasa lapar.

Rasa lapar dan perut kosong

Setelah makan, lambung akan mendorong makanan untuk memasuki usus halus dan usus 12 jari untuk mengalami proses penyerapan oleh tubuh.

Proses pencernaan makanan secara keseluruhan akan memakan waktu sekitar 130 menit. Fase akhir dari proses pencernaan ini melibatkan hormon yang bernama motilin. Hormon ini berfungsi membuat perut berkontraksi ketika seseorang mengalami lapar.

Hormon lainnya yang terlibat adalah ghrelin. Penelitian pada tikus menunjukkan hormon ini mengirimkan sinyal ke otak. Ini akan mengaktifkan neuron di hipotalamus yang memberi tahu bahwa kita merasa lapar.

Tingginya kadar hormon ghrelin di dalam tubuh sering dikaitkan dengan obesitas. Oleh karena itulah biasanya dua jam setelah makan kita sudah bisa merasa lapar kembali.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Lapar Kadang Bikin Mual?

Makanan ringan dan otak

Di atas telah dibahas bagaimana proses terjadinya lapar dalam posisi normal atau yang disebut lapar homeostatis. Namun, sadarkah jika kita melihat makanan ringan atau makanan penutup yang terlihat enak, ini akan membuat kita merasa lapar?

Dilansir dari Medical News Today, kondisi ini disebut dengan lapar hedonis. Ketika mata kita melihat makanan yang menggoda, misalnya makanan penutup yang manis. Ini akan mengirim sinyal ke otak.

Walaupun kita baru selesai makan, otak akan membuat sinyal untuk menyediakan ruang untuk memakan makanan ringan tersebut. Bahkan kita akan lupa bahwa kita sedang merasa kenyang.

Jika tidak mengontrol otak kita untuk memakan apapun yang tersaji di depan kita, ini bisa menyebabkan seseorang makan berlebih. Perilaku ini jika terjadi terus menerus berisiko mengalami obesitas.

Diet

Jika seseorang menjalankan diet, sebenarnya dia tidak hanya berusaha menciptakan defisit kalori. Namun dia juga ‘berperang’ dalam melawan sinyal yang dikirimkan otak untuk terus makan.

Selain itu, hindari makan dalam keadaan lapar. Makan ketika sedang lapar akan meningkatkan rasa impulsif seseorang. Ini akan membuat seseorang makan lebih banyak dari yang dia butuhkan.

Selain itu, makanan yang kita makan sebelumnya juga berpengaruh kepada makanan berikutnya. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sarapan dengan porsi yang kecil, cenderung makan siang dengan lebih impulsif.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com