Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Baru: Varian Delta Bisa Menular Sejak 2 Hari Sebelum Muncul Gejala

Kompas.com - 01/09/2021, 17:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Menurut sebuah studi baru dari jurnal Nature, orang yang terinfeksi varian Delta dapat menularkan virus sejak 2 hari sebelum mengalami gejala apa pun.

Akibatnya, hampir tiga perempat infeksi varian Delta terjadi selama fase presimptomatik.

Melansir Healthline, dr. Stefen Ammon, direktur medis Gugus Tugas Covid-19 untuk DispatchHealth menekankan, bahwa strain varian Delta lebih menular, salah satunya karena individu yang terinfeksi membawa dan menyebarkan lebih banyak virus daripada versi virus corona sebelumnya.

Baca juga: 5 Fakta Varian Delta yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil, Termasuk Dampaknya

“Jika versi Covid-19 sebelumnya sama menularnya dengan flu biasa, maka varian Delta lebih menular daripada influenza musiman, polio, cacar, Ebola, dan flu burung, dan sama menularnya dengan cacar air,” jelas Ammon.

Vaksin masih efektif, tetapi penyebaran menjadi perhatian

Karena peningkatan transmisibilitas ini, Delta telah menjadi varian dominan di seluruh dunia. Bahkan, telah menyumbang lebih dari 90 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

Meski demikian, vaksin Covid-19 masih sangat efektif untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19, termasuk pada varian Delta.

Penelitian menunjukkan, bahwa orang yang telah divaksinasi Covid-19 dan terinfeksi virus corona, kemungkinan memiliki viral load sama tinggi seperti orang-orang yang tidak divaksinasi, yang berarti mereka juga dapat menularkan infeksi virus corona varian Delta.

Menurut Ammon, hal ini berbeda dari pemahaman sebelumnya tentang efektivitas vaksin Covid-19.

“Ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia, vaksin seakan menunjukkan kemampuan hebat untuk mencegah penerima vaksin terinfeksi segala bentuk Covid-19, termasuk menghilangkan kemungkinan paparan asimtomatik dan presimptomatik dari orang yang juga telah divaksinasi,” kata Ammon.

“Namun, varian Delta telah mengembangkan kemampuan yang berbeda, sehingga mampu menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksinasi. Itu berarti ada lebih banyak terobosan infeksi pada individu yang divaksinasi dari varian Delta daripada yang terlihat dari versi virus sebelumnya,” jelasnya.

Baca juga: Studi: Viral Load Varian Delta 300 Kali Lebih Tinggi, Ini Artinya

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona

Vaksinasi Covid-19 menurunkan risiko sakit parah dan membantu menekan penularan
Meski demikian, kabar baiknya,studi terbaru menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk kesehatan pribadi maupun untuk menekan penularan.

Selain itu, telah terbukti bahwa vaksinasi Covid-19 menurunkan risiko sakit parah, dirawat di rumah sakit, sekarat, bahkan hingga kematian.

“Fakta bahwa orang tanpa gejala menyebarkan virus bukanlah informasi baru. Kami telah mengetahui bahwa orang bisa menularkan virus corona, meski mereka tak menunjukkan gejala,” kata Dr. Jason Gallagher, ahli penyakit menular dan spesialis farmasi klinis penyakit menular di Temple University Hospital di Philadelphia.

Baca juga: CDC Sebut Varian Delta Menular Secepat Cacar Air, Ahli: Tetap Pakai Masker Sampai Pandemi Usai

“Namun, kami belajar lebih banyak tentang temuan ini dengan sangat cepat. Dua penelitian sekarang menunjukkan, bahwa RNA virus menurun lebih cepat pada orang yang telah divaksinasi daripada orang yang tidak divaksinasi. Ini menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak menularkan virus ke orang lain,” jelas Gallagher.

Akumulasi temuan dalam studi ini, bersamaan dengan peningkatan pesat jumlah kasus Covid-19, sementara tingkat vaksinasi belum merata.

Sehingga, sangat penting untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, mulai dari memakai masker dobel, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Selain itu, tentu saja untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 bagi yang telah memenuhi syarat.

“Semua orang, baik yang telah divaksinasi maupun yang tidak divaksinasi, harus mengenakan masker saat berada di dalam ruang publik atau keramaian,” kata Dr. Elizabeth Beatriz, ahli epidemiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts di Biro Kesehatan dan Pencegahan Masyarakat dan Kesehatan Masyarakat.

“Ini harus benar-benar diperhatikan, terutama jika Anda berada di daerah di mana kasus infeksi Covid-19 tinggi, atau Anda tinggal dengan seseorang yang belum divaksinasi, termasuk anak-anak, atau seseorang yang kekebalannya terganggu, atau yang kemungkinan akan sakit parah jika mereka menjadi terinfeksi Covid-19,” kata Dr. Beatriz yang juga penasihat Covid-19 di Parenting Pod.

Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun 66 Persen terhadap Varian Delta, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com