Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Faktor Penyebab Masalah Kulit Selama Pandemi, dari Masker hingga Covid-19

Kompas.com - 29/08/2021, 16:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 saat menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

Namun, tahukah Anda bahwa hal-hal tersebut dapat memicu timbulnya masalah pada kulit, seperti jerawat dan dermatitis seboroik atau eksim ketombe.

Dalam media discussion "Jaga Kulit Tetap Sehat Selama Pandemi" yang diadakan Kamis (26/8/2021), dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpraktik di Skin & Aesthetic Clinic RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Susie Rendra, Sp.KK, FINSDV, menyebutkan bahwa terdapat 4 faktor penyebab masalah kulit yang muncul selama pandemi Covid-19.

Keempat faktor tersebut adalah:

Baca juga: 3 Masalah Kulit yang Rentan Muncul akibat Stres Selama Pandemi

1. Kebiasaan baru

Kebiasaan baru di era new normal seperti memakai masker bisa menyebabkan masalah jerawat yang disebut maskne. Diakibatkan oleh pemakaian masker, maskne memiliki penampakan seperti jerawat biasa tetapi lebih terkonsentrasi di area yang tertutup masker.

Selain maskne, masalah kulit yang mungkin muncul akibat pemakaian masker adalah dermatitis seboroik atau eksim ketombe. Penyakit ini ditandai dengan adanya ruam kemerahan bersisik dan terasa gatal.

Untuk menghindari masalah-masalah ini, dokter Susie menyarankan untuk rutin mengganti masker setiap 3-4 jam sekali yang didahului dengan membersihkan wajah menggunakan air suhu normal.

Di samping penggunaan masker, penggunaan antiseptik yang berlebihan saat mencuci tangan atau memakai hand sanitizer juga dapat menyebabkan dermatitis kontak atau eksim akibat kontak

"WHO tidak pernah mengeluarkan statement (pernyataan) kalau mencuci tangan harus menggunakan antiseptik" ujar dr. Susie.

Baca juga: 5 Macam Jerawat dan Cara Mengatasinya

Sebaliknya, gunakan sabun dengan kandungan pelembap, atau gunakan pelembap setelah mencuci tangan dan memakai hand sanitizer agar dermatitis kontak tidak terjadi.

Selain itu, munculnya kebiasaan baru berjemur guna mendapatkan vitamin D juga bisa menimbulkan masalah kulit jika tidak dilakukan dengan tepat.

Terlalu banyak terpapar sinar matahari akibat berjemur dapat menyebabkan polymorphous light eruption atau ruam pada kulit sensitif terhadap sinar matahari dan sunburn atau kulit merah serta nyeri yang muncul beberapa jam setelah terlalu banyak terpapar sinar matahari.

Pada beberapa kasus, peningkatan risiko alergi obat berupa masalah kulit juga bisa disebabkan karena kebiasaan baru mengonsumsi suplemen vitamin.

2. Peningkatan stres

Faktor penyebab masalah kulit yang kedua adalah karena stres selama pandemi Covid-19.

Masalah kulit yang bisa muncul karenanya adalah dermatitis seboroik, rambut rontok dan timbulnya jerawat karena stres meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh.

Baca juga: Dermatitis Atopik Memang Tidak Bisa Disembuhkan, tetapi Masih Bisa Dikontrol

3. Penyakit kulit bawaan

Bagi orang dengan penyakit kulit bawaan, risiko yang bisa terjadi adalah semakin buruknya masalah kulit yang dialami.

Hal ini biasa terjadi pada penderita dermatitis dan psoriasis yang diperparah oleh stres.

4. Penyakit kulit pada pasien Covid-19

Penyakit Covid-19 sendiri juga diketahui bisa menyebabkan munculnya sejumlah masalah kulit, seperti urtikaria, ruam morbiliformis, papulovesicular rash, chillblain, livedo reticularis dan vasculitis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com