Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2021, 17:14 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Di tengah melonjaknya kembali kasus Covid-19 di China; data genetik tentang kasus Covid-19 pada masa awal pandemi di kota Wuhan yang sempat hilang, kini muncul kembali.

Beberapa orang menduga hilangnya data yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya itu disebabkan oleh kelalaian.

Namun, ada pula yang berspekulasi bahwa hilangnya data tersebut memang disengaja untuk menutupi sesuatu.

Akan tetapi, tampaknya hilangnya data kasus awal Covid-19 di Wuhan itu, memiliki penjelasan yang jauh lebih biasa.

Dilansir dari IFL Science, Rabu (4/8/2021), pada Juni 2021, ditemukan bahwa sejumlah data urutan genetik virus SARS-CoV-2, yang diambil dari kasus awal Covid-19 yang mewabah di Wuhan telah dihapus dari database yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari kejadian luar biasa.

Baca juga: Apa Itu Kasus Probable Covid-19? Sering Tak Tercatat Dalam Data Kematian

Hilangnya data kasus awal Covid-19 di Wuhan itu, pertama kali disoroti dalam makalah pra cetak yang ditulis Dr Jesse Bloom, seorang ahli virologi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson.

Dia menemukan bahwa pada akhir Maret 2020, para ilmuwan di Wuhan University pernah memublikasikan urutan genetik kasus awal Covid-19 di database daring terbuka yang dijalankan National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat pada akhir Maret 2020.

Data yang sama juga ditemukan dalam data mentah dari sebuah makalah yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Wuhan University dalam jurnal Small pada Juni 2020.

Namun, Dr Bloom mendapati bahwa urutan data kasus awal Covid-19 Wuhan itu menghilang dari database NIH. Seorang juru bicara dari NIH juga mengkonfirmasi bahwa para ilmuwan dari Wuhan University meminta agar urutan genetik tersebut ditarik dari database pada Juni 2020.

Di tengah hangatnya perdebatan seputar asal-usul virus corona penyebab Covid-19, kabar tentang hilangnya urutan genetik ini pun memicu cukup banyak perhatian media.

Apalagi dalam laporannya, Bloom juga menulis bahwa "kemungkinan urutan genetik dihapus untuk mengaburkan keberadaannya"

Baca juga: Studi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jumlahnya Jauh Lebih Banyak dari Data Resmi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com