Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Purnama dan Pasang Surut Air Laut, Apa Hubungannya?

Kompas.com - 30/07/2021, 18:10 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berkat fenomena bulan purnama yang menyebabkan air laut pasang, sebuah kapal kontainer raksasa yang terjebak Terusan Suez dapat dievakuasi, setelah berhari-hari menyebabkan kemacetan parah di jalur perdagangan terpenting di dunia itu.

Rahasia alam semesta dibalik bebasnya kapal tersebut adalah adanya fenomena alam yang turut andil dalam misi pembebasan kapal Ever Green, yakni bulan purnama yang telah diketahui berkaitan dengan kenaikan atau air pasang.

Pada Minggu (28/3/2021) bertepatan dengan fenomena bulan purnama yang memengaruhi gelombang pasang cukup ekstrem di perairan Terusan Suez, dilansir Space, Selasa (30/3/2021).

Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang ditugaskan untuk membantu Ever Given, mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya gelombang pasang.

"Akibatnya, Anda memiliki kekuatan alam yang mendorong Anda dengan keras dan mereka mendorong lebih keras daripada yang bisa ditarik oleh dua kapal tunda laut," tegasnya.

Pasang surut air laut merupakan hal yang terjadi setiap hari dan bisa membantu nelayan untuk berlayar.

Baca juga: Mulai Petang Ini, Bulan Purnama Rusa Hadir Hiasi Langit Indonesia

 

Lantas, apa hubungan fenomena bulan purnama dengan gelombang pasang air laut dalam misi penyelamatan kapal raksasa di Terusan Suez tersebut?

Fenomena bulan purnama sering dikaitkan dengan pasang surut air laut. Dilansir dari SciJinks, Rabu (29/7/2021), sama seperti Bumi, bulan juga memiliki gaya gravitasi yang bisa menarik benda-benda terdekatnya.

Gaya gravitasi bulan nantinya akan menghasilkan gaya pasang surut. Ketika salah satu sisi Bumi berjarak dekat dengan bulan, yang tampak jelas terlihat pada fenomena bulan purnama, maka gravitasi bulan akan menarik Bumi ke arahnya.

Efek bulan purnama menghasilkan gravitasi bulan yang juga akan menarik daratan. Tetapi gaya tarik Bulan ini tidak bisa dilihat secara kasat mata dan hanya bisa dilihat menggunakan instrumen atau alat khusus.

Selain daratan, saat bulan purnama terjadi, gravitasi bulan juga menarik air laut. Karena sifatnya yang mudah bergerak, gerakan air ke arah bulan, atau yang ditandai dengan air pasang, menjadi mudah terlihat.

Baca juga: Bulan Purnama Juni Malam Ini Punya Banyak Nama, dari Strawberry Moon hingga Honey Moon

Ilustrasi gelombang tinggi, gelombang pasang. Perubahan iklim dan siklus Bulan dapat menyebabkan bencana ganda di Bumi, yakni banjir besar.SHUTTERSTOCK/andrejs polivanovs Ilustrasi gelombang tinggi, gelombang pasang. Perubahan iklim dan siklus Bulan dapat menyebabkan bencana ganda di Bumi, yakni banjir besar.

Namun ternyata, air pasang juga terjadi pada bagian Bumi yang berseberangan dengan bulan. Hal ini disebabkan karena gaya pasang surut merupakan gaya diferensial.

Gaya pasang surut berasal dari perbedaan gravitasi di atas permukaan Bumi yang dihasilkan dari tarikan gravitasi bulan di lokasi tertentu di Bumi dikurangi dengan tarikan gravitasi rata-rata bulan di seluruh Bumi.

Rumus ini menghasilkan peregangan dan pemampatan di Bumi, sehingga muncul dua tonjolan pasang surut.

Itulah mengapa bagian Bumi yang berseberangan dengan bulan juga akan mengalami air pasang.

Akibatnya, wilayah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut setiap 24 jam 50 menit sekali yang juga disebabkan oleh bulan yang mengelilingi Bumi searah dengan putaran Bumi pada porosnya.

Baca juga: Bulan Purnama Bantu Bebaskan Kapal Raksasa di Terusan Suez, Kok Bisa?

 

Pasang air laut tidak akan memiliki besar dan tinggi yang sama. Bentuk Bumi yang terdiri dari tujuh benua dan juga daratan akan menghalangi tarikan gravitasi bulan sehingga hasilnya tidak sempurna.

Selain gravitasi bulan, gravitasi matahari juga bisa berpengaruh pada pasang surut air laut walaupun kekuatannya lebih kecil karena jaraknya yang jauh.

Ketika Bumi, bulan dan matahari ada di letak yang sejajar, maka akan terjadi bulan purnama atau bulan baru. Fenomena ini yang akan menyebabkan pasang surut yang ekstrem dengan nama lain spring tides.

Sementara ketika posisi bulan dan matahari berlawanan, akan terjadi pasang surut yang sangat kecil atau disebut dengan neap tides.

Baca juga: Bulan Purnama di Malam Ramadhan dan Keistimewaannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com