KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rentan diterpa bencana geo-hidrometeorologi, dan tidak jarang bahkan mengakibatkan adanya korban jiwa.
Dilansir dari laman resmi UGM, Bencana Hidrometeorologi, sebuah istilah yang dalam satu dekade terakhir marak dibahas.
Sebelumnya perlu diketahui, bencana meteorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter (curah hujan,kelembaban,temperatur,angin) meteorologi.
Kekeringan, Banjir, Badai, Kebakaran hutan, El Nino, La Nina, Longsor, Tornado, Angin puyuh, topan, angin puting beliung, Gelombang dingin, Gelombang panas, Angin fohn (angin gending, angin brubu, angin bohorok, angin kumbang) adalah beberapa contoh bencana Hidrometeorologi.
Bencana tersebut dimasukan kedalam bencana meteorologi karena bencana diatas disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi.
Baca juga: BMKG: Terdeteksi 2 Bibit Siklon Tropis, Tak Pengaruhi Cuaca Indonesia
Untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa akibat bencana geo-hirometeorologi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempersiapkan sejumlah jurus jitu sebagai langkah mitigasinya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, jurus jitu ini dipersiapkan menyusul fenomena cuaca, iklim, dan tektonik di Indonesia yang semakin dinamis, kompleks, tidak pasti dan ekstrem.
"Setiap tahun kami terus melakukan inovasi teknologi dan juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar risiko kejadian multi bencana geo-hidrometeorologi bisa semakin ditekan. Ini bagian dari cara BMKG mewujudkan zero victim,” kata Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional BMKG 2021 di Jakarta, Kamis (29/7/2021).
Berikut beberapa jurus jitu yang disiapkan oleh BMKG untuk menghindari dampak buruk jika terjadi geo-hidrometeorologi.
1. Penguatan Flight Information Regional (FIR)
Bencana geo-hidrometeorologi juga dapat melanda sektor transportasi udara.
Demi keselamatan sektor transportasi udara ini, BMKG melakukan penguatan FIR di 10 wilayah Timur dan Barat Indonesia. Terutama di berbagai bandara seperti berikut.
“Ini juga menjadi bagian dukungan BMKG dalam mendorong pertumbuhan pariwisata domestik Indonesia. Sementara baru di 10 wilayah dan secara berkelanjutan juga akan dilakukan penguatan di seluruh bandara di Indonesia,” ujarnya.
2. Sistem IG3IS
Jurus kedua yang dilakukan BMKG adalah Integrated Global Greenhouse Gases Information System (IG3IS).