Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jurus BMKG Minimalisasi Jatuhnya Korban Bencana Geo-Hidrometeorologi

Kompas.com - 30/07/2021, 09:29 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

IG3IS adalah sistem integrasi untuk memberikan layanan informasi Gas Rumah Kaca (GRK), berupa prediksi sebaran ke depan dan estimasi GRK dari berbagai jenis tata guna lahan.

Seperti diketahui, GRK sangat berpengaruh terhadap peningkatan emisi karbon dioksida (CO2), sebagai sumber polusi udara dan sumber peningkatan suhu muka laut serta perubahan iklim.

3. Sistem Merah Putih

Jurus jitu BMKG yang ketiga adalah inovasi teknologi dalam memperkuat dan mengembangkan teknologi sistem monitori dan peringatan dini gempa bumi dan tsunami versi Merah Putih.

Dijelaskan Dwikorita, sistem Merah Putih ini dibangun dan dikembangkan oeh putra-putri Indonesia.

"Juga termasuk mengembangkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi (MHEWS). Ini penting agar Indonesia tidak harus ketergantungan teknologi dari luar. Saya optimistis dengan SDM yang dimiliki BMKG, hal ini bisa diwujudkan,” kata dia.

4. Inovasi lainnya

Dwikorita berkata, secara tegas jurus jitu yang telah dipersiapkan BMKG bertujuan untuk bisa beradaptasi dengan semakin kompleks, dinamis dan ekstremnya fenomena cuaca, iklim dan tektonik di Indonesia saat ini.

Dengan begitu, selain 3 inovasi teknologi sebagai jurus jitu yang telah dijelaskan di atas, masih ada banyak inovasi lainnya yang dikembangkan oleh BMKG untuk mengantisipasi atau langkah mitigasi bencana geo-hidrometeorologi di tanah air ini.

Di antaranya seperti Modernisasi Teknologi Sistem dan Peralatan Observasi dan Processing Data Cuaca Maritim, Cuaca Penerbangan, Cuaca Publik dan Iklim, yang terintegrasi dalam Single Platform.

5. Kolaborasi dan advokasi

Selain melakukan lompatan inovasi teknologi, Dwikorita berkata, jurus lain yang diterapkan BMKG adalah dengan terus melakukan advokasi dan kolaborasi pemanfaat info BMKG dengan berbagai pihak.

Sinergi dilakukan dengan kementerian atau lembaga, masyarakat, swasta, akademisi, dan stake holder lainnya.

"Ini dilakukan untuk juga mendongkrak produkstivitas multi sektor. Mulai dari transportasi, pertanian, pariwisata, tata ruang, kesehatan, dan lain sebagainya agar kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat bisa terwujud secara berkesinambungan,” jelasnya.

6.  Evaluasi dan penyesuaian tata ruang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com